LOGO AZZAWIY Langsa

Sosok Syekh Abdullah Kan’an

Abdullah Kan'an - azzawiy.id

Syekh Abdullah Kan’an genetik Palestina, secara genetik bukan asli Nusantara. Ayahnya berasal dari Palestina, ibunya belum diketahui genetiknya, apakah Nusantara atau bukan. Dikabarkan, Syekh ini lahir di Aceh meski ada yang sebut ia lahir di Palestina.

Syekh Abdullah Kan’an ulama besar, tetapi literatur tentangnya  tidak banyak. Saya tidak mengerti, mengapa sedikit sekali tulisan yang membahas biografi dan perannya di Aceh. Padahal, ia tokoh kunci penyebaran Islam di Aceh Besar.

Saya berdoa sekaligus berharap kedepan akan banyak author atau sejarawan menulis biografi Syekh Abdullah Kan’an. Ia juga dikenal sebagai tokoh Lada yang suci. Karena, asal kata Lada diambil dari perkataannya.

Bulan lalu, saya bersama teman – teman dari Langsa berkunjung ke Makamnya di Desa Leuge, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.

Rencana berkunjung cukup lama, alhamdulillah, akhirnya dapat ziarah di tahun ini. Ziarah ke makam Syekh Abdullah Kan’an bukan ziarah biasa, lebih dari itu. Ia punya arti tersendiri bagi saya dan alumni IAIN Langsa (sebelumnya STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa).

Syekh Abdullah Kan’an adalah senior saya. Ia alumni “Zawiyah Cot Kala” yang didirikan abad ke 9 M di Pereulak. Ia belajar di Univeristas Islam “Zawiyah Cot Kala”, bahkan setelah lulus diangkat Sultan Pereulak menjadi Teungku Chik Zawiyah Cot Kala.

Almamater saya bernama IAIN Langsa, secara historis punya korelasi dengan Syekh Abdullah Kan’an. Almamater saya didirikan untuk mengenang Universitas Islam Zawiyah Cot Kala di Pereulak. Artinya, alumni IAIN Langsa memiliki garis keilmuan dengannya.

Saya belum pernah ziarah ke makam Syekh Abdullah Kan’an. Makamnya mudah dikunjungi, dan bisa pakai google maps, bisa juga bertanya dengan masyarakat di Banda Aceh.

Baca juga :   Satu Tahun Azzawiy.id

Areal makam relatif luas terdapat beberapa bangunan, dan disebelah makamnya terdapat makam Teungku Chik Kuta Karang, ulama besar yang sangat terkenal di Aceh kala itu.

Makamnya  ada penjaga, saya ketemu dan bincang – bincang ringan seputar sejarah hidup Syekh. Sekitar 1 setengah jam berada di lokasi makam, saya dan teman – teman menuju makam ulama Sufistik Aceh, yaitu Hamzah Fansuri di Ujung Pancu.

Syekh Abdullah Kan’an tidak hidup sezaman dengan Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Gunung Jati, Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar Raniry, dan Syekh Abdul Rauf As Singkili.

Syekh Abdullah Kan’an ulama besar dan paling berjasa dalam membangun peradaban Islam di Aceh Besar. Atas perintah Sultan Pereulak, ia dan Meurah Johan datang ke Banda Aceh untuk membantu Kerajaan Indra Purba yang sedang berperang.

Setelah perang selesai, Syekh mulai menguatkan ajaran Islam, dan mendirikan Zawiyah sebagai filial “Zawiyah Cot Kala”.

Dari Zawiyah tersebut cahaya Islam semakin kuat. Maka, sangat pantas kita menghormati dan mendoakannya serta belajar dari semangat Islam yang dimilikinya.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Politik itu

Related Posts

Post Terbaru