Mahasiswa Dan Dunia Kerja

Dunia kerja adalah gambaran dari pekerjaan yang tersedia pada ruang publik. Ada banyak profesi atau bidang pekerjaan yang muncul, seperti; dosen, guru, dokter, perawat, hakim, jaksa, polisi, tentara, pengusaha, ilmuwan, advocat, jurnalis, nelayan, pelayan, dan sebagainya.

Jenis pekerjaan ini tersedia dan dapat ditekuni semua pihak tanpa terkecuali. Mahasiswa sebagai iron stock dan generasi penerus bangsa, sedini mungkin harus dapat memilih jenis profesi yang akan ditekuninya setelah menjadi sarjana.

Memang, secara ontologis, dunia mahasiswa berbeda dengan dunia kerja. Perbedaan ini dilihat dari aspek rutinitas dan outputnya. Dunia mahasiswa berada di level idealita, sedangkan dunia kerja berada pada level realita. Tidak jarang, mahasiswa yang habitnya berkutat dengan teoritik akan mengalami shock culture ketika memasuki dunia kerja. Sebab, habitnya berbeda, dan butuh adaptasi secara gradual.

Pada era milineal dan globalisasi, mahasiswa harus memainkan peran penting sebagai tugas dan kewajibannya. Selain itu mahasiwa mesti menyadari kedudukannya dalam kehidupan sosial. Maka dari itu, mahasiswa harus kritis, kreatif dan inovatif.

Mahasiswa harus menyadari jati dirinya, karena ada banyak predikat yang tersemat pada dirinya, selain iron stock, juga creator of change, agent of change, agent of analysis, agent of control, moral force, dan komunitas elit sekaligus populis.

Kesadaran pada identitasnya sangat penting, supaya lebih visible dan progresif. Tantangan global, jika tidak disahuti dengan tepat, maka dikuatirkan mahasiswa terjebak dalam situasi hedonisme, individualisme, pragmatisme, dan materialisme.

Trending topik, yang lagi anyar mengenai revolusi industri 4.0. Perkembangan ini harus dibarengi dengan kesiapan mahasiswa. Mereka harus belajar dan menyesuaikan diri agar mereka tetap survive dan menentukan dalam dunia kerja nantinya.