Hakikat manusia adalah leader, begitulah ia dilahirkan. Potensi leader itu bisa tumbuh dan berkembang, atau tidak sama sekali. Meskipun untuk definisi micro, ia bisa menjadi self leader.
Leader itu aktif, ia simbolisasi organisasi yang dipimpin. Leader tidak boleh pasif, apalagi apatis. Ia, sosok optimistiik, visioner dan solutif.
Menjadi pemimpin handal, tentu saja medianya organisasi. Mahasiswa butuh skills, tanpa skills ia akan sulit menjadi pemimpin. Sebab, ada banyak tantangan, peluang dan hambatan yang akan ditemukan.
Pemimpin tidak hanya mengenali problematika, tetapi harus mampu menyelesaikannya. Dan tidak membiarkan problem itu membesar dan kian membesar.
Pengalaman berorganisasi dapat mengajarkan mahasiswa banyak hal, terutama soal kepemimpinan. Disamping itu, mahasiswa dapat menyalurkan gagasannya sekaligus berinovasi.
Kemampuan memimpin penting sekali, banyak orang pintar tetapi skills memimpin lemah, bahkan sering kali tidak mampu berkolaborasi dengan bawahannya.
Padahal, kolaborasi dan orkestrasi sesuatu yang paling penting untuk mengerakkan roda organisasi. Leader yang hebat, ia mampu bekerjasama degan semua unsur, baik internal maupun eksternal supaya tujuan organisasi tercapai.
Ada banyak eskpektasi tersemat dipundak leader. Ia harus aktif, kolaboratif dan bijaksana. Kemampuan ini, lazimnya diperoleh di organisasi. Karenanya, maju dan mundurnya sebuah organisasi ditentukan oleh leader.
Apabila leadernya bagus dalam mengelola, maka semua program organisasi dapat terlaksana, jika leader tidak kompeten, sangat mungkin tujuan organisasi tidak berjalan seperti yang diharapkan.


480337 3982Some really useful info in there. Why not hold some sort of contest for your readers? 789092
86815 219151good day, your website is genuinely unquie. Anways, i do appreciate your work 10966