Pemimpin Hindari Sensasi

Sensasi tidak baik dilakukan pemimpin. Sensasi itu mesti dihindari, karena akan mereduksi wibawa kepemimpinan, dan sangat mungkin menjadi lelucon.

Bukan sensasi yang diperlukan pemimpin, ia harus logik dalam berfikir. Ucapannya mesti rasional supaya tidak dikritik dan cemoohkan orang.

Tugas pemimpin bukan buat “sensasi”, tetapi membuat karya, dengan begitu masyarakat dapat merasakan hasil kerjanya.

Pemimpin bukan artis entertainment, meskipun ada artis yang jadi pemimpin publik. Ketika, dipercaya jadi pemimpin, prilakunya jangan menghasilkan “joke”, atau gelak tawa yang disebabkan ide tidak masuk akal dan tidak substantif.

Pemimpin bukan menghasilkan “joke” atau gelak tawa, tetapi ia harus menghasilkan kebaikan, kesejahteraan dan keadilan.

Kerja keras pemimpin bukan untuk menghasilkan “lelucon” atau “dagelan”. Ia digaji dan diberi fasiltas untuk menghasilkan inovasi.

Berfikir “think out of the box” berbeda dengan “sensasi”. Kedua hal itu punya distingtif, begitu juga naturenya.

“Think out of the box”, pola berfikir inovatif, dan upaya menemukan ulang inovasi, sehingga hasilnya bermanfaat. Sedangkan “sensasi” menghasilkan rasa haru dan gelak tawa (lelucon).

Sensasi bersifat psikologis, goalsnya untuk memperoleh simpati dan popularitas. Lazimnya, sensasi kerap muncul menjelang event demokrasi.

Perlu dipahami, bahwa pemimpin sudah populer, maka upaya mencari popularitas dengan “sensasi” tidak diperlukan. Apabila kerjanya cari popularitas, maka amanah dipundaknya tidak berjalan optimal.

Dipundak pemimpin tersemat banyak ekspektasi, dan ia dipercaya dapat menjalankan amanah.

Bukan popularitas yang dicari pemimpin, tetapi mencari gagasan dan paradigma baru. Kerjanya bukan hanya sekedar rutinitas, tetapi lebih kreatif dalam mengelola amanah yang diberikan.

Maka miris terdengar, jika ada pemimpin mencari “sensasi”, sebab goals – nya bukan popularitas. Ia dipilih karena ekspektasi, dan dianggap figur tepat untuk menghasilkan kesejahteraan dan keadilan.

Kita berharap pemimpin untuk menghindari “sensasi”, karena bukan itu tujuan ia dipilih. Ia tumpuan harapan, maka kerjalah sebaik mungkin agar kelak ditaburi cinta.

Maka, sedini mungkin pemimpin berfikir untuk berinovasi dan tidak mengeluarkan pernyataan yang tidak populer dan tidak menyentuh kesejahteraan. Setiap kata yang diucapkannya harus rasional, dan hindari pernyataan irrasional.

Related Posts

Comments 2

  1. 438405 261649Hello there! Very good post! Please inform us when I will see a follow up! 513007

  2. CI-CD says:

    351886 870102Yay google is my king assisted me to find this outstanding internet site! . 599893

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post Terbaru