Hakikat LSM

Hakikat LSM adalah partisipasi masyarakat, yang ambil ruang kontributif pembangunan bangsa. LSM, aspek ontologi-nya bukan lembaga birokrasi maupun lembaga negara.

LSM sebuah Akronim, kepanjangan dari “Lembaga Swadaya Masyarakat”. Di Indonesia, intensitas LSM muncul paska reformasi 1998, berbeda secara kualitatif sebelum reformasi. LSM menjamur seiring iklim kebebasan. Ada yang aktif, dan banyak juga yang pasif.

Era Reformasi membuka lebar ruang publik, maka citizen bebas konstruksi LSM. Dalam bahasa Inggris LSM dikenal dengan sebutan “Non Goverment Organization”, disingkat NGO.

Dilihat dari fungsinya LSM bergerak progresif dan konstruktif. Ia mendorong perubahan yang lebih baik, bukan resistor kemajuan

Sebagai organisasi civil society, LSM  harus mendorong kemajuan, supaya keadilan dan kesejahteraan masyarakat terwujud.

Dalam negara demokrasi, LSM menjamur, berbeda kondisinya di negara monarchi. Konteks Indonesia, negara memberi ruang bagi masyarakat untuk berorganisasi, baik itu LSM, Omas, Okp, Orsospol, Organisasi Profesi maupun Keagamaan.

Sebagai organisasi sipil (civil society), kontribusi LSM harus bermanfaat dan menjadi pilar demokrasi. Punya gagasan brilian, dan siap diuji secara akademis.

Ruh LSM sejatinya volunteer dan filantropi. Konsepsinya, memang begitu, ia punya watak khusus. Dilihat dari perspektif orientasi, LSM beda dengan perusahaan. LSM non profit, sedangkan perusahaan profit. Itu esensi atau ruh-nya LSM, wajah aslinya seperti itu, tidak boleh berubah.

Semua prilaku LSM, baik personal maupun institusi harus terlihat elegant, integritas, empati dan problem solving. Jika memilih menjadi controller/supervisor, maka harus smart, solutif dan moralis.

LSM, sifatnya bukan parasitisme, yang bergantung dan berharap nutrisi dari pemerintah. Ia mesti berdiri diatas “kaki sendiri”, itulah yang disebut SWADAYA, bergerak untuk finalisasi goal-nya. Goal-nya bukan benefit personal ataupun institusi, tetapi kebaikan untuk masyarakat.

Karakter LSM, yaitu; filantropi (charity/karitas) dan empati pada masyarakat. Independen, jujur serta menolak hedonisme – pragmatisme.

Pendiri dan pengurus LSM, sejatinya mewakafkan pikiran dan dedikasi untuk masyarakat. Memberi bukan meminta, itu sebenarnya HAKIKAT LSM.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post Terbaru