Di dalam kehidupan para hamba yang gemar mencari ilmu agama, ditemukan tiga tipologi dalam mensikapi ilmu.Tipe yang pertama, adalah para hamba yang mencari ilmu agama, setelah ilmu agama itu diperolehnya, maka kemudian ia beribadah dengan dasar ilmu itu dan mengamalkannya dalam bentuk amal shalih (‘Aalim wal ‘Aabid). Tipe yang kedua, adalah para hamba yang mencari ilmu agama, setelah ilmu agama itu diperolehnya, maka dibiarkannya ilmu agama itu, tanpa keinginan untuk menjadikannya dasar ibadah, apalagi mengamalkannya sebagai amal shalih (Islamolog).
Tipe yang ketiga, adalah para hamba yang mencari ilmu agama, setelah ilmu agama itu diperolehnya, maka ilmu agama itu digunakannya untuk menyombongkan diri dan merendahkan orang lain, serta ditukarnya dengan sesuatu yang hanya semata mata untuk mendapatkan ni’mat duniawiah (Orientalist).
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam al Bukhari dari Usamah bin Zaid, Nabi Saw bersabda: “Pada hari kiamat, ada seorang hamba yang didatangkan, maka kemudian dicampakkan ke dalam neraka dalam kondisi semua usus ususnya terburai, lalu ia berputar putar di neraka itu, seperti keledai mengelilingi penggilingan, lalu penghuni neraka berkumpul disekitarnya, mereka bertanya wahai fulan, ada apa denganmu, bukankah kamu dahulu yang menyuruh kami berbuat kebaikan dan melarang kami berbuat kemungkaran? Orang itu menjawab iya kalian benar, dahulu aku menyuruh kalian berbuat kebaikan, tetapi aku sendiri tidak melakukan kebaikan itu, dahulu aku melarang kalian berbuat kemungkaran, tetapi aku sendiri melakukan kemungkaran itu. Betapa pedihnya penderitaan akhirat, bagi para hamba yang berilmu, tetapi tidak mengamalkan ilmunya sebagaimana mestinya.
Mudah mudahan Allah Swt selalu membimbing kita dengan taufik dan inayah-Nya, sehingga senantiasa menjadi para hamba yang mengamalkan ilmu sebagaimana mestinya. Di dalam hadits riwayat imam Tirmidzi dari Ibnu Umar, Nabi Saw bersabda: “Siapapun yang belajar ilmu bukan karena Allah atau berkeinginan bukan untuk mencari ridha Allah, maka bersiap siaplah tempat duduknya di dalam neraka.”
Imam al Dzahabi al Syafi’i menuliskan riwayat dari Abdullah bin Mas’ud: “Siapapun yang belajar ilmu agama dan ia tidak mengamalkannya, maka tidak bertambah baginya kecuali kesombongan.
Di dalam kitab Hilyatul Auliyaa’ juz 6, halaman 163, Syekh Abdul Wahid bin Zaid mengatakan: “Man ‘amila bima ‘alima fatahallahu lahu ma lam ya’lam.” Artinya, “Siapapun yang mengamalkan ilmunya, maka Allah swt membukakan baginya apa yang belum diketahuinya.” Wallahu’alam
