ACTUAL ENTITIES secara sederhana dapat diartikan sebagai satuan satuan actual. Actual entities, biasa juga dipahami sebagai eksistensi yang mendasari, dan terkadang disebut juga dengan terminologi lain, yaitu actual occasions (satuan satuan aktual atau rangkaian mata rantai peristiwa).
Tidak ada suatupun yang lebih nyata dan lebih mendasar di dalam kehidupan ini, melebihi daripada actual entities (satuan satuan aktual).Setiap uraian dan paparan kehidupan, pasti didasarkan kepada actual entities (satuan satuan aktual).
Whitehead, di dalam filsafat Organismenya, menyebut hal itu, dengan istilah prinsip ontologis.Segala sesuatu yang ada, merupakan actual entities (satuan satuan aktual).Paling tidak, minimal merupakan suatu derivasi dari actual entities. Semua penjelasan tentang kenyataan atau realitas kehidupan, selalu mencari dan menemukan keterangan pada actual entities (satuan satuan aktual).
Yang perlu dipahami dengan baik, bahwa setiap actual entities (satuan satuan aktual) adalah peristiwa pengalaman, suatu proses organik yang aktif atau bergiat mewujudkan dirinya secara baru, berbekal masa lalu yang secara objektif diwarisinya, untuk bisa menjadi individu baru yang adaptif di tengah tengah individu lainnya.
Terkadang terjadi gradasi kepentingan dan keanekaragaman fungsi. Semua actual entities memiliki prinsip universal, baik mengenai Tuhan (Allah swt) maupun makhluk yang diciptakan oleh Tuhan (Allah swt).
Di antara prinsip universal itu, oleh Whitehead disebut dengan istilah prinsip “proses”.Banyak hal di dalam hidup ini membutuhkan proses,karena proses itu adalah hal yang sangat alamiah, oleh karenanya, banyak hal yang bersifat instan (tanpa proses), berkecenderungan melahirkan kemudharatan.Di dalam pandangan filsafat organisme Whitehead, proses itu dibagi menjadi dua aspek, yaitu, mikroskopis (subjektifikasi) dan makroskopis (objektifikasi).
Proses mikroskopis adalah proses menjadi satu satuan aktual, yaitu menjadi satu individual dengan aktualitas tertentu, dari banyak data data objektif warisan masa lalu, yang mengkondisikan proses itu.Rasa kedekatan masa lalu seorang hamba kepada hamba yang lain, mampu mendegradasi pandangan objektif faktual dan logik normatifnya.
Sehingga sering terjadi “keanehan keanehan” di dalam menentukan sebuah kebijakan di dalam kehidupan, bahkan terkadang membuat banyak hamba yang lain “tersenyum” memandang kebijakan kehidupan yang seperti itu.
Whitehead terkadang menyebut proses mikroskopis itu, dengan istilah “concrescensi” (konkresi), yang memiliki arti, proses pertumbuhan bersama menjadi satu kesatuan baru dari banyak unsur masa lalu yang diwarisi.
Dalam hal ini, unsur kedekatan emosional lebih memiliki “harga” daripada kecerdasan logic, skill, dan kepatutan. Adapun proses makroskopis (objektifikasi),adalah proses perubahan (transtion) dari satuan aktual yang sudah mencapai idealita apa adanya.
Whitehead menyebutnya dengan istilah “satisfaction” (kepuasan hati) menuju proses menjadi “datum” bagi munculnya satuan aktual baru. Proses makroskopis, mencerminkan tatanan realitas kehidupan bersama yang ideal dan sehat, sehingga selalu lebih mengedepankan nilai nilai objektifitas, logic normatif, dan asas kepatutan, daripada rasa emosional masa lalu yang subjektif dan terkadang menggelikan.Proses makroskopis, lebih arif dalam melihat semua dinamika yang terjadi pada kehidupan, dimana kehidupan, senantiasa dicermati dengan seksama sebagai sebuah realitas yang tidak statis, tetapi terus bergerak dan berubah, dalam suatu proses perubahan yang pasti.Setiap hamba harus menyadari, bahwa actual entities (satuan satuan aktual) yang telah sempurna dan komplit sekalipun, selalu terlibat dalam proses pembentukan yang lain, yaitu satuan aktual yang baru yang akan membentuk satuan diri yang baru.
Karena pada hakekatnya dunia, alam semesta, dan manusia yang ada di dalamnya, akan terus berperan serta dalam “proses transisi” maupun dalam “proses konkresi”. Akhirnya,para hamba harus benar benar sadar, bahwa di dalam “proses”,semuanya adalah tentatif, ada yang manifest dan ada yang latent. Wallahu’alam.




