Abu Chik Diglee

image

Al Balaa’ (Part 1)

Oleh : Abu Chik Diglee

Al Balaa’ secara kebahasaan artinya adalah bencana atau malapetaka. Di dalam bahasa Arab, al balaa’ (bencana), merupakan kata yang memiliki banyak muradif atau padanan kata. Muradif di dalam terminologi bahasa Indonesia, disebut dengan sinonim. Minimal ditemukan enam jenis muradif dari al balaa’, yaitu, kaaritsah, mushiibah, daahiyah, abadah, ba’saa’, dan nukbah. Secara terminologi, al balaa’ (bencana)dimaknai kullu amrin makruuhin, artinya, semua hal yang tidak disukai, atau kullu amrin karbin, artinya, semua hal yang mendatangkan kesusahan dan penderitaan. Al balaa’ (bencana) tidak bisa lagi dihindari atau ditolak, jika sudah terjadi dan atau sudah terpenuhi semua syarat untuk terjadinya al balaa’ (cobaan)tersebut.

Di dalam kandungan do’a agar terhindar dari al balaa’ (bencana), yang terbiasa di baca di dalam do’a do’a dan di dalam qunut, ada mengandung sepuluh permohonan dan satu ungkapan pengakuan.

Sepuluh permohonan itu yang pertama, agar dihindarkan dari al ghalaa’ (kekurangan pangan), kedua, al balaa'(dihindarkan dari bencana), ketiga, al wabaa'(dihindarkan dari wabah endemi dan pandemi), keempat, al fahsyaa'(dihindarkan dari perbuatan keji), kelima, al munkar (dihindarkan dari kemungkaran), keenam, al suyuuf al mukhtalifah (dihindarkan dari berbagai ancaman yang membahayakan), ketujuh, al syadza’idz (dihindarkan dari berbagai jenis paceklik atau gagal panen), kedelapan, al mihana ma zahara minha wama bathana (dihindarkan dari berbagai cobaan yang nyata maupun yang tersembunyi), kesembilan, min balaadinaa hadzaa khaashshah (dihindarkan terjadinya di negeri kita secara khusus), kesepuluh, wa min buldaani al muslimiina ‘aammah (dan dihindarkan juga dari negeri negeri orang Islam secara umum).

Dan do’a terhindar dari balaa’ (bencana) itu, ditutup dengan kalimat ungkapkan pengakuan, yaitu, “InnaKa ‘alaa kulli sya’in qadiirun”. Artinya, “Sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu Maha Kuasa.” Do’a agar dihindarkan dari terjadinya al balaa’ (bencana) itu, mengandung permohonan agar dihindarkan dari delapan buah al balaa’ (bencana) dan ditambah memohon dua permohonan, yaitu agar delapan jenis al balaa’ itu tidak terjadi di negeri kita ini, dan juga agar tidak terjadi di negeri negeri muslim secara umum. Serta diiringi dengan suatu pengakuan yang tulus bahwa Allah swt adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu.Wallahu’alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru