Abu Chik Diglee

image

Al Fithra

Oleh : Abu Chik Diglee

AL FITHRA adalah kasru al shaum artinya berbuka puasa. Bentuk fi’lul madhinya fathara, mudhari’nya yafthuru, dan mashdarnya fathran.Artinya adalah merobek, memecah, membelah. Al Fithra atau berbuka puasa, merupakan rangkaian ibadah puasa.

Jika puasa diawali dengan ibadah sahur yang waktu pelaksaannya disunnatkan untuk dilambatkan,maka al fithra atau berbuka puasa, disunatkan pelaksanaannya
disegerakan, apabila waktunya telah tiba.Imam Ahmad dan imam al Tirmidzi, meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw., bersabda di dalam hadits qudsi, “Allah swt telah berfirman, Sesungguhnya hambaKu yang paling aku cintai adalah yang paling segera berbuka puasa.”

Di dalam hadits yang diriwayatkan secara Mutafaqun ‘Alaih dari Sahl bin Sa’ad, Nabi saw bersabda, “Ummatku senantiasa di dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka puasa.”Di antara beberapa keutamaan dari al fithra atau berbuka puasa adalah mengajarkan tentang bagaimana di dalam hidup ini para hamba bisa berbagi dan peduli.

Hadits riwayat imam al Tirmidzi dari Zaid bin Khalid al Juhani juga bercerita bagaimana Nabi saw bersabda, “Siapapun yang memberi makanan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka puasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi  pahala dari orang yang berpuasa itu sedikitpun.”Dan Nabi saw juga lazim mendo’akan para sahabat yang mengundang beliau berbuka puasa di rumahnya. Do’a Nabi saw tersebut, “Afthara ‘indakumussaa’imuun wa akala tha’aamakumul abraar wa shallat ‘alaikumul malaa’ikat.” Artinya, “Telah berbuka di rumah kamu orang orang yang berpuasa, telah memakan makanan kamu, orang orang yang baik, dan telah mendo’akan keselamatan atas kamu para malaikat (Ibnu Majah dari Abdullah bin Zubair).”

Dengan mencermati hadits hadits tentang berbuka puasa, kita mendapatkan banyak manfaat dari kehadiran syari’at berbuka puasa itu sendiri.Melalui ibadah berbuka puasa, kita dapat menghayati bahwa hidup dengan rasa dahaga dan lapar itu sesuatu yang membuat siapapun menjadi tidak nyaman.Sehingga pada saat berbuka puasa, terasa ada sesuatu yang membuat kita gembira, karena makanan dan minuman untuk berbuka telah tersedia.

Namun tidak demikian halnya dengan para fakir dan miskin, dimana pada saat berbuka tiba, terkadang masih belum jelas makanan apa yang akan mereka makan. Tidak jarang para hamba yang fakir dan miskin, hanya berbuka dengan air putih, tanpa makanan yang dapat mereka makan.

Jika penghayatan seperti itu, telah meresap ke dalam batin para hamba, maka dengan ibadah berbuka puasa, sisi dalam dari batin para hamba akan berubah menjadi lebih baik dan lebih peduli kepada para sesama. Wallahu’alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru