Abu Chik Diglee

image

Al Mujtaba Min Al Sunan

Oleh : Abu Chik Diglee

AL MUJTABA MIN AL SUNAN adalah sebutan lain dari kitab hadits al Sunan al Shugra karya Syaikhul Islam Abu Abdirrahman Ahmad ibn Syu’aib ibn Ali al Khurasani al Nasa’i. Beliau seorang ulama ahli hadits bermadzhab Syafi’i.

Kitab al Mujtaba atau al Mujtana merupakan penamaan imam al Nasa’i atas kitab haditsnya itu.Arti lughawiyah dari al Mujtaba atau al Mujtana adalah ulet, tangguh dan sabar. Kitab al Mujtaba atau al Mujtana yang oleh ummat Islam lebih dikenal dengan sebutan kitab al Sunan al Shugra atau Sunan al Nasa’i.

Awalnya imam al Nasa’i menulis kitab al Sunan al Kubra yang memuat hadits hadits shahih, hasan, dan dha’if. Namun, atas permintaan Gubernur Ramalah, imam Nasa’i akhirnya meringkas isi kitab al Sunan al Kubra menjadi kitab al Sunan al Shugra atas penamaan Gubernur Ramalah, yang subtantifnya hanya memuat hadits shahih dan hasan saja. Meskipun nantinya ternyata tetap ditemukan adanya hadits dha’if dalam jumlah yang sangat sedikit.Imam al Nasa’i lebih suka menyebut kitab al Sunan al Shugra karyanya itu, dengan sebutan kitab al Mujtaba atau atau al Mujtana min al Sunan.

Kitab al Mujtaba min al Sunan (al Sunan al Shugra), berisi 5761 buah hadits.Imam al Nasa’i melakukan pengembaraan keilmuan yang jauh untuk mendalami ilmu hadits dan mengumpulkan hadits hadits Nabi saw. Ia memulai pengembaraan keilmuan dari Khurasan, kemudian berturut turut ke Hijaz, Iraq, Mesir, Syam, dan al Jazair.Terakhir ia menetap di Mesir, sampai suatu hari di bulan Dzulqa’idah tahun 302 Hijriah, ia keluar meninggalkan Mesir menuju pusat kota palestina, namun terburu wafat di Ramalah pada hari Senin, 13 Shafar tahun 303 Hijriah dan dimakamkan di Baitul Maqdis Palestina.

Diantara guru gurunya adalah imam Abu Daud,imam Abu Isa al Tirmidzi, dan imam Qutaibah ibn Sa’ad. diantara murid muridnya adalah Abu al Qasim al Thabrani. Imam al Nasa’i menulis tujuh belas kitab besar berkaitan dengan ilmu hadits dan hadits.

Diantara kitab kitab itu adalah, al Sunan al Kubra, al Sunan al Shughra, al Kuna, Musnad Ali ibn Abi Thalib, Musnad Hadits Malik, al Dhu’afa’ wa al Matrukin, al Jarh wa Ta’dil dan lainnya.Imam al Nasa’i banyak menghabiskan waktunya di lima tempat, yaitu diruang membaca dan menulis, di Masjid, di dalam mihrab tafakur, dimana ia banyak menghabiskan waktu malamnya untuk sujud, shalat tahajud, bersimpuh untuk berdo’a dan bertaqarrub kepada Allah swt., di ruang keluarga tempat ia bercengkrama dengan itri dan anaknya, dan di ruangan, dimana ia biasa makan malam bersama para fakir dan miskin.Lain lubuk lain pula ikannya, lain ulama, lain pula cara mengaplikasikan waktunya, namun kesemuanya, tetap dalam bingkai keshalihan dan ketakwaannya.

Semoga kita bisa menjalani kehidupan, seperti para ulama dan para hamba yang shalih, yang telah memanfaatkan sisa dari limit waktu kehidupannya, dengan banyak melahirkan hal hal yang bermanfaat dan mashlahah baik bagi diri sendiri, keluarga maupun bagi ummat. Wallahu’alam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru