Abu Chik Diglee

image

Alhambra

Oleh : Abu Chik Diglee

ALHAMBRA adalah nama dari benteng pertahanan kota di pegunungan al- Sabika di daerah pinggiran Granada arah ke Tenggara, Benteng Alhambra memanjang sejauh 750 meter dengan lebar membentang 205 meter.Benteng ini terletak di atas perbukitan dengan ketinggian 150 meter dalam sebuah komplek seluas 14 hektar.

Benteng Alhambra merupakan sisa dari kerajaan Palatine dan sekaligus sisa dari dinasti Nasrid kerajaan Islam terakhir di Eropa. Bani Umayah pernah manjadikan benteng Alhambra sebagai basis perlindungan bagi Qa’lat Alhamra’ (Istana Merah).

Benteng Alhambra terletak di provinsi Granada di bawah kendali pemerintahan Andalusia yang ber-ibukota di Sevilla.
Warna dasar benteng Alhambra adalah putih, kemudian berubah menjadi kemerahan karena faktor terpaan cahaya matahari dan curah hujan yang menyebabkan timbulnya bintik bintik jamur halus berwarna kemerahan.

King Morish raja Granada pernah merehab benteng Alhambra pada abad ke- 11 sehingga terlihat lebih indah dengan gemerlap lampu malamnya.Pada tahun 1333 sultan Granada yang bernama Yusuf I,mendirikan istana megah di dalam kompleks benteng Alhambra yang diberi nama Qa’lat Alhamra’ (Istana Merah).

Benteng Alhambra terlihat bertambah megah dan indah, karena bahagian lembahnya dikelilingi oleh sungai Darro di sisi Utara. Dan di sisi Selatannya terbentang lembah Al- Sabika. Adapun di sisi Timurnya ada jalan Cuesta del Rey Chiko yang tertata indah dan asri.

Istana Merah atau Qa’lat Alhamra’ terbagi atas tiga bagian, yaitu pertama, Mixuar (bagian asli atau bagian tertua dari istana) Kedua, Comares (bagian tempat singgasana Sultan).Ketiga, Palacio de Los Leones (bahagian dari titik mahkota istana singa).Satu keunikan khusus dari benteng Alhambra adalah tulisan di semua sisi dinding benteng yang bertuliskan “Wala Ghalib Illallah.” Artinya, “Tidak ada Penakluk atau Pemenang Kecuali Allah.” Hanya Allah penakluk dan pemenang sejati, sedangkan yang lainnya hanya pseudo penakluk atau pseudo pemenang alias penakluk dan pemenang palsu.

Banyak hamba Allah yang merasa bahwa dirinya adalah pemenang atau penakluk, padahal ia sebenarnya hanya pecundang yang sedang terbelenggu oleh kepalsuan dirinya sendiri.Kepongahan sebagai pemenang atau penakluk, acapkali membuat para hamba lupa, bahwa jalan hidup ini sangat kaya akan konversi.

Berapa banyak hamba Allah yang kemarin merasa sebagai pemenang atau penakluk, namun hari ini telah tampil sebagai pecundang yang terjerat di dalam kubangan lumpur kehinaan hidup.Bukankah Allah swt telah mengingatkan kita? “Wama tadri nafsun madza taksibu ghadan.” Artinya, “Tidak ada satu jiwapun yang tahu dengan pasti apa yang akan terjadi di hari esok.” Wallahu’alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru