BEDOUIN atau Badawi atau Badui adalah nama salah satu suku asli Arab dusun atau Arab pegunungan di jazirah Arab yang menjalani kehidupan secara nomaden (mengembara dan berpindah pindah).Bedouin memiliki postur tubuh tinggi dan berhidung mancung.
Dari sisi adab dan akhlaq, Bedouin yang hidup di era Nabi saw kurang beradab dan kurang berakhlaq serta berkepribadian kasar.Misalnya di dalam hadits riwayat imam Tirmidzi disebutkan ada Bedouin yang buang air kecil di dalam masjid Nabawi yang kemudian ditegur dan dinasehati oleh Nabi saw.
Di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh imam Ahmad disebutkan ada orang Bedouin yang bertamu ke rumah Nabi saw tanpa mengucapkan salam tetapi mengintip melalui celah celah yang ada di rumah kediaman Nabi saw., yang kemudian oleh Nabi saw dicandai dengan ditakut takuti menggunakan anak panah.
Bedouin hidup berpindah pindah di alam padang gurun sambil menjalankan aktifitas pokok keseharian mereka yaitu menggembala ternak domba dan unta, bercocok tanam dengan sistem pertanian berpindah pindah dan berternak lebah gurun yang liar untuk diambil madunya.Bedouin hidup di padang gurun dengan rumah yang disusun segi empat dari pecahan batu gunung gurun dan beratapkan ranting ranting dari pepohonan yang tumbuh di wilayah padang gurun tempat mereka bernomaden.
Bedouin memiliki kebiasaan yang khas yaitu menggunakan bishtun, yaitu jubah khas Bedouin yang biasa mereka pakai di musim dingin.Dan di era moderen, bishtun telah berkembang menjadi pakaian elit para pembesar dan raja raja di wilayah jazirah Arab.Bedouin di era kekinian hidup menyebar di beberapa negara yang memiliki padang gurun, seperti Arab Saudi (467.000 jiwa), Iraq (1.437.000 jiwa), Libya (916.000 jiwa), Sahara Barat(13.300 jiwa), Sudan (10.199.000 jiwa), Aljazair (2.257.000 jiwa),Lebanon(47.000 jiwa),Qatar (39.000 jiwa),Oman (28.000 jiwa), Mesir(902.000 jiwa), Yaman (457.000 jiwa),Uni Emirat Arab (763.000 jiwa), Suriah(620.000 jiwa)dan beberapa negara gurun lainnya.
Di dalam terminologi al Qur’an, Bedouin disebut dengan sebutan al ‘Araab (surat al Taubah, ayat 97, 98, dan 99).Di dalam al Qur’an surat al Taubah, ayat 97 disebutkan bahwa Bedouin lebih kafir dan lebih munafik, karena ketidakmengertian mereka terhadap hukum hukum Allah yang telah diturunkan kepada rasul-Nya.
Di antara Bedouin ada yang berpandangan bahwa berinfaq, bersedekah dan berzakat itu adalah suatu kerugian.Dan di antara Bedouin juga ada yang menginginkan agar Nabi Muhammad saw tertimpa marabahaya, tetapi Allah swt menjelaskan merekalah yang akan tertimpa marabahaya (al Taubah, ayat 98).
Di sisi yang lain, Bedouin yang beriman kepada Allah dan hari akhir memandang apa yang diinfaqkan di jalan Allah sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah dan juga sebagai jalan untuk mendapatkan do’a Rasulullah saw (al Taubah, ayat 99).Karena Bedouin kurang dari sisi adab dan akhlaq dan juga kasar, maka Allah swt tidak mengangkat Rasul dan Nabi dari kalangan Bedouin (Arab dusun/pegunungan).
Allah swt mengangkat Rasul dan Nabi dari masyarakat kota sebagaimana yang termaktub di dalam surat Yusuf, ayat 109 yang artinya, “Dan kami tidak mengutus (Rasul dan Nabi) sebelum kamu(Muhammad, saw), kecuali dari kalangan laki laki yang kami wahyukan kepada mereka dari kalangan penduduk kota.”
Berdasarkan surat dan ayat tersebut, dapat disimpulkan dua hal.Pertama, semua Rasul dan Nabi adalah laki laki tidak ada yang perempuan.Kedua, Semua Rasul dan Nabi diangkat dari kalangan masyarakat kota (ahlul qura).Bedouin seperti dua sisi, gelap dan terang, yang penting bagi kita, bagaimana seni mengelola gelap dan terang itu untuk selalu dapat menghadirkan kebaikan.Wallahu’alam.




