Abu Chik Diglee

image

Dawud Al Tha’y

Oleh : Abu Chik Diglee

Dawud al Tha’y memiliki nama lengkap Abu Sulaiman Daud bin Nushair al Tha’y, ia seorang sufistik besar yang masyhur berbudi mulia dan sangat legendaris dengan kedermawanannya. Syekh Dawud al Tha’y lahir di Sawad, suatu wilayah yang terletak di Selatan Iraq.

Sawad artinya adalah tanah hitam yang mencerminkan keadaan tanah yang subur. Ia kemudian bermigrasi ke Kufah, menjadi fuqaha’ Qufah dan sufistik yang murah hati. Ia wafat pada tahun 165 Hijriah (tahun 781.M).Syekh Dawud al Tha’y adalah guru dari Syekh Ma’ruf al Karkhy dan murid dari imam Abu Hanifah.

Imam al Qusyairy menceritakan di dalam kitabnya al Risalah al Qusyairiyah, tentang kehidupan Syekh Dawud al Tha’y, adalah sorang hamba yang kaya raya, yang pernah mewarisi harta warisan dari keluarganya yang juga kaya raya, sebanyak dua puluh ribu uang Dinar, yang diinfakkannya selama dua puluh tahun di jalan Allah swt.

Banyak kisah tentang awal mula hijrahnya Syekh Dawud al Tha’y, dimulai penghayatannya tentang kehidupan para fakir di Baghdad, dan pada saat ia menyaksikan kehidupan yang ditempuh oleh Syekh Humaid al Thausy yang sangat bersahaja dalam kesederhanaan, tetapi begitu dekat dengan Rabbul’alamin, yang Maha Memelihara segenap makhluk ciptaan-Nya. Sampai kehadirannya di majelis pengajian imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit, yang mengukuhkannya sebagai Syekh yang berilmu, lalu Dawud al Tha’y bertanya kepada imam Abu Hanifah, apa yang masih kurang dari dirinya, maka imam Abu Hanifah menjawab, bahwa yang masih kurang dari dirinya adalah mengamalkan ilmu, maka sejak itu Syekh Dawud al Tha’y menjalani kehidupannya sebagai sufistik yang mengalir di dalam air ilmunya yang dalam, untuk membersihkan diri dari noda dan dosa, dan hanya menempuh jalan hidup bertaqarrub kepada Allah swt semata.

Pada suatu hari al Junayd al Baghdadi memberikan sepotong roti kepada Syekh Dawud al Tha’y, tetapi ia menolaknya, seraya berkata, di antara kunyahan roti dan tegukan air, aku lebih memilih membaca ayat suci al Qur’an. Setiap kali Syekh Dawud al Tha’y dimintai nasihat, ia selalu mengatakan, “mawasdirilah terhadap cengkeraman kematian, yang kedatangannya tidak pernah dapat dipastikan. “Ia juga selalu mengatakan, “lupakanlah dunia, sebelum akhirnya dunia akan melupakan dirimu, dan larilah dari puja puji manusia, seperti kamu berlari dari hewan yang buas, karena puja puji manusia, pada hakekatnya hanyalah fatamorgana yang semu dan menipu, yang hadir di tengah kedahagaan ruhani setiap hamba.” Wallahu’alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru