Media sosial sebagai salah satu media untuk menyebarkan informasi dan komunikasi. Namun, ada pihak-pihak tertentu yang menggunakan medsos sebagai media disinformasi.
Disinformasi sebagai penyampaian informasi salah yang sengaja dilakukan melalui medsos untuk membingungkan masyarakat. Seseorang yang melakukan disinformasi ini mempunyai tujuan tertentu, salah satunya propaganda.
Sehingga disinformasi yang dilakukannya penuh dengan nilai-nilai roman, yaitu menceritakan sebuah narasi dengan menggambarkan perbuatan perilaku seseorang yang sesuai dengan watak pelaku disinformasi.
Jika kita telusuri secara hakikat kebenaran, disinformasi roman ini hanya sebagai cerita picisan saja. Disinformasi roman yang memiliki nilai rendah terhadap mutu informasi secara akal berpikir.
Jadi, disinformasi roman picisan hanya sebagai informasi yang salah yang sengaja dinarasikan dengan melukiskan perilaku seseorang yang tidak bernilai secara ilmiah dan akal pikiran manusia.
Sebagai manusia yang terikat dengan nilai-nilai Tuhan YME dan nilai-nilai hukum negara, jangan mengkonsumsi disinformasi dengan nilai roman picisan yang tidak bermutu untuk sebuah kebenaran.
Jika kita terlalu mengkonsumsi disinformasi dengan nilai roman picisan akan membuat manusia ini akan melahirkan proses berpikir negatif. Proses berpikir negatif ini membuat perilaku manusia akan menutupi informasi kebenaran yang sebenarnya.
Dalam mendapatkan informasi di medsos jangan langsung dikonsumsi informasi tersebut, harus ditelusuri atas kebenaran informasi tersebut melalui sumber terpercaya. Ini sebagai salah satu langkah untuk terhindar dari disinformasi roman picisan.*