Delapan saat atau keadaan dibukakannya pintu pintu langit oleh Allah swt adalah sebagai berikut, pertama, pada saat adzan dikumandangkan, hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh imam al Thayalisi dari Anas bin Malik, sebagaimana yang tertulis di dalam kitab Shahih al Jami’ nomor hadits 818, dimana Nabi Muhammad saw bersabda : “Idzaa nudiya bi al shalaati futihat abwaabu al samaa’ wastujiiba al du’a. Artinya, “Jika adzan untuk shalat telah dukumandangkan, maka dibukalah pintu langit dan segera dikabulkan do’a. “Kedua, pada saat iqamah dikumandangkan pertanda shalat akan ditegakkan. Hal ini didasarkan kepada hadits riwayat imam Ahmad dari Jabir bin Abdillah, sebagaimana termaktub di dalam kitab imam al Mundziriy, al Targhib wa Tarhib, nomor hadits,260. Ketiga, pada saat shalat sunat qabliyah dzhuhur, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan imam al Tirmidzi dari Abdullah bin Sa’ib.
Keempat, saat menanti di antara dua waktu shalat, yaitu pada saat setelah selesai shalat magrib di masjid, tetap di masjid tidak pulang ke rumah sampai menegakkan shalat Isya di masjid baru kemudian pulang ke rumah. Hal ini berdasarkan kepada hadits riwayat imam Ahmad dan imam Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar bin Khathab.
Kelima, pada saat tengah malam sampai sebelum waktu sahur berakhir. Hal ini merujuk kepada hadits riwayat imam Ahmad dan imam al Thabrani, dari Utsman bin Abil ‘Ash. Keenam, pada saat hujan lebat(hadits riwayat imam Muslim dari Ibnu Umar). Ketujuh, ketika saat terjadinya peperangan di jalan Allah swt (hadits riwayat imam Muslim dari Ibnu Umar).
Kedelapan, ketika seorang hamba membaca do’a iftitah “Allahu Akbar kabiiraa, walhamdulillahi katsiiraa, wa subhanallahi bukrata wa ashiilaa” (hadits riwayat imam Muslim dari Ibnu Umar). Wallahu’alam.




