Abu Chik Diglee

image

Haajatul ‘Abdi

Oleh : Abu Chik Diglee

Haajatul ‘abdi adalah kebutuhan seorang hamba di dalam kehidupannya.Kebutuhan itu bisa dalam bentuk material yang bersifat kebendaan, bisa juga bersifat non material yang bersifat psikis dan spiritualitas.

Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam al Thabrani dari Zaid bin Tsabit, Rasulullah Saw bersabda :”Sesungguhnya Allah swt Yang Maha Tinggi akan memberikan perhatian pada kebutuhan seorang hamba, sepanjang hamba tersebut memperhatikan kebutuhan saudaranya yang Muslim.”

Berdasarkan hadits di atas, dapat dipahami bahwa kebutuhan hamba dapat tercapai dengan maksimal pada saat hamba tersebut memiliki kepedulian terhadap hamba yang lain. Artinya ada siklus dan jaring jaring kehidupan yang bersifat spiritualistik di dalam kehidupan para hamba, pada saat ia berkeinginan agar hajat atau kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan baik, maka ia harus memperhatikan betul rasa kepeduliannya kepada sesama Muslim. Dengan demikian, Siklus dan jaring jaring kehidupan yang bersifat spiritualistik itu benar benar ditentukan oleh kepedulian kepada sesama Muslim.Artinya, kepedulian kepada sesama Muslim menjadi “tali kekang” terhadap terpenuhinya hajat atau keperluan para hamba.

Rasulullah Saw di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam al Bukhari dari sahabat Abdullah bin Umar bin Khathab, pernah menyampaikan nasihat di atas mimbarnya, mengingatkan para sahabatnya tentang shadaqah, saling memaafkan dan persoalan mengemis.

Rasulullah Saw di dalam hadits tersebut bersabda, “tangan di atas lebih baik dari tangan yang di bawah.” Artinya kata beliau, al ‘ulya adalah al munfiqah (pemberi), dan al suflaa adalah al saa’ilah (peminta atau penerima).

Ada dua hal penting yang terkandung di dalam hadits tersebut, yaitu pertama, Nabi saw mengingatkan para sahabatnya bahwa hidup peduli kepada sesama Muslim adalah keniscayaan dan itu adalah sunnah Nabi saw., kedua, hamba yang peduli atau hamba yang memberi, menurut sunnah Nabi saw posisinya lebih baik dan lebih mulia dari pada hamba yang meminta atau menerima, oleh karenanya jadilah hamba yang peduli dengan cara memberi kepada sesama Muslim lainnya, agar lebih mulia dan terpenuhi apa yang menjadi hajat atau keperluannya. “Kemulian itu adalah milik Allah Swt., milik Rasul-Nya dan milik orang orang yang beriman.” Demikianlah Allah Swt berfirman di dalam surat al Munafiqun ayat 8.

Salah satu jalan untuk mendapatkan kemulian yang diberikan oleh Allah swt kepada para hamba-Nya yang beriman adalah dengan peduli kepada sesama Muslim dan Mu’min.
Di dalam surat Ali Imran ayat 92, Allah Swt berfirman :”Kamu sekalian tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sampai kamu sekalian menginfakkan apa apa dari yang kamu cintai.Dan apa saja yang kamu infakkan dari sesuatu itu, maka Allah dengannya Maha Mengetahui.”

Selagi para hamba masih diberi nikmat hidup dan berkecukupan, penuhilah kebutuhan Muslim yang membutuhkan, mudah mudahan Allah Swt akan mencukupi apa yang dibutuhkan.Wallahu’alam

Comments 2

  1. 238406 586085Ive been absent for a while, but now I remember why I used to really like this web site. Thank you, I will try and check back a lot more often. How frequently you update your internet site? 94592

  2. 288311 98135An attention-grabbing dialogue is value comment. Im positive that its far better to write on this topic, towards the often be a taboo topic but typically persons are not sufficient to speak on such topics. To another location. Cheers 560537

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru