Istiqamah

Istiqamah, secara kebahasaan dapat diartikan dengan teguh atau keukeuh dalam pendirian atau sikap. Menurut Syekh Abu Ali al Daqqaq, istiqamah adalah derajat yang menjadikan pelbagai urusan hamba menjadi baik dan sempurna, dan memungkinkannya untuk mendapatkan berbagai manfaat secara tetap dan teratur.

Istiqamah selalu menggambarkan keteguhan batin para hamba dalam memperjuangkan kedekatan terhadap Allah Swt sebagai Sang Maha Pemelihara Kehidupan.

Istiqamah yang diperjuangkan para hamba adalah perintah dari Allah Swt dan bahagian dari bimbingan Rasulullah Saw bagi umat dalam menjalani kehidupan.Di dalam al Qur’an, surat Fushilat ayat 30, Allah swt berfirman : “Sesungguhnya orang orang yang mengatakan, Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka istiqamah, maka Malaikat akan turun kepada mereka, hendaknya kamu sekalian tidak takut dan tidak gelisah, dan hendaknya kamu sekalian bergembira dengan surga yang telah dijanjikan untuk kamu sekalian.”

Imam Ahmad dan imam Ibnu Majah, meriwayatkan hadits dari sahabat Tsauban, dimana Rasulullah saw bersabda, istiqamahlah kamu, meskipun kamu tidak mampu melakukan sepenuhnya. Ketahuilah bahwa bahagian terbaik dari agamamu adalah shalat, dan tiada seorangpun, yang akan memelihara wudhu’ kecuali orang yang beriman.

Abu Bakar as Shidiq mengatakan bahwa Istiqamah yang dimaksud dalam ayat 30 surat al Fushilat, adalah mereka tidak menyekutukan Allah swt. Sedangkan Umar bin Khatab, menambahkan bahwa makna istiqamah itu termasuk tidak menipu orang lain seperti rubah yang kerap menipu.

Syekh Abu Ali al Daqqaq mengatakan istiqamah itu ada tiga tingkatannya, pertama, taqwim (menegakkan segala hal yang diperintahkan Allah swt).Taqwim itu menyangkut disiplin jiwa. Kedua, Iqamah (meluruskan segala hal yang diperintah Allah Swt, sehingga tidak ada lagi penyimpangan). Iqamah berkaitan dengan penyempurnaan batin.

Ketiga, istiqamah (berlaku teguh terhadap perintah Allah Swt).Istiqamah berhubungan dengan tindakan mendekatkan diri kepada Allah swt dengan jalan sirri(rahasia batin).

Syekh Abu Ali al Juzajany berpesan, jadilah pemilik istiqamah, bukan pencari karamah. Karena nafsumu masih terus mencari karamah, padahal Allah Swt menuntutmu untuk istiqamah. Lalu beliau membacakan surat Huud ayat 122 :”Maka beristiqamahlah kamu sebagaimana kamu telah diperintahkan.”
Imam al Qusyairy nengatakan bahwa istiqamah dapat mendatangkan karamah yang perenialiss.
Wallahu’alam