Abu Chik Diglee

image

Jadiilat Al ‘Ashr

Oleh : Abu Chik Diglee

Jadiilat al ‘Ashr, artinya adalah isyarat zaman. Nabi Muhammad saw., banyak memberikan petunjuk yang bersifat nubuwat atau futuristik atau prakiraan tentang keadaan masa depan. Isyarat zaman, sering juga dimaknai dengan tanda tanda zaman. Allah swt sering memberikan isyarat atau tanda tanda pada zaman atau kurun atau masa, di dalam kehidupan manusia.

Ada banyak isyarat zaman yang dinubuwatkan oleh Nabi Muhammad saw., di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, di dalam hadits riwayat imam al Tirmidzi dari Anas bin Malik, Nabi saw bersabda: “Ya’tiy ‘alaa al naasi zamanun al shaabiru fiihim ‘alaa diinihi kalqaabidhi ‘alaa al jamri.”Artinya, “Akan datang kepada manusia suatu zaman, dimana pada waktu itu, orang yang berpegang kepada agamanya, bagaikan menggenggam bara api.”

Di dalam hadits di atas, Nabi saw mengingatkan kepada kita, bahwa akan ada suatu zaman dari kehidupan ummat Islam, dimana mereka begitu sulit mengamalkan ajaran ajaran agamanya, dikarenakan banyaknya cobaan cobaan berat yang akan mereka alami.

Nabi saw mengilustrasikan keadaan di zaman itu, dimana umat Islam yang menjalankan agamanya, ibarat orang yang menggenggam bara api. Jika bara api terus digenggam, maka akan terasa panas membakar, dan jika bara api dilepaskan, maka umat Islam akan kehilangan cahaya petunjuk Allah swt dan akan kehilangan arah dalam mengamalkan agama.

Begitulah sulitnya istiqamah terhadap agama Islam, pada era yang dinubuwatkan oleh Nabi saw itu. Kedua, di dalam hadits riwayat imam al Nasa’i dari Abu Hurairah, dimana Nabi saw bersabda: “Ya’ti ‘alaa al naasi zamanun ma yubaaliy al rajulu min aina ashaaba al maala min halaali au haraami. “Artinya, “Akan datang pada manusia suatu zaman, dimana seorang hamba yang muslim, tidak lagi memperdulikan dari mana ia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau dari sumber yang haram.”

Di dalam hadits di atas, Nabi saw mengingatkan kepada para hamba yang muslim, agar tidak tergilas oleh suasana jalan kehidupan, yang tidak lagi peduli kepada membedakan yang halal dan yang haram.Tetaplah istiqamah kepada sumber perolehan harta yang halal, meskipun terkadang hanya sekedar cukup atau bahkan sedikit kurang.

Ketiga, hadits riwayat imam Ibnu Majah dari Abu Hurairah dimana Nabi Muhammad saw bersabda: “Laya’tiyanna ‘alaa al naasi zamanun, la yabqaa minhum ahadun illa akala al ribaa faman lam ya’kul ashaabahu min ghubaarihi. “Artinya, “Akan tiba suatu zaman, tidak ada seorang hamba-pun, kecuali ia terlibat dalam memakan harta riba. Jika ia tidak memakannya secara langsung, maka ia akan terkena juga dengan debunya. “Hadits terkhir ini, memuat tentang nubuwat zaman merajalelanya riba. Dimana jika masa itu tiba, tidak ada dari ummat Islam yang luput dari memakan harta riba, minimal mereka menikmati debu riba itu.

Oleh karenanya pandai pandailah kita membaca dan mencermati tanda atau isyarat zaman, karena semua itu adalah bahagian dari ayat kauniyah Allah swt yang terbentang dalam rentang interval awqaat. Wallahu’alam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru