LOGO AZZAWIY Langsa

SINOPSIS

Abu Chik Diglee

image

Khusyu’ Dan Tawadhu’

Oleh : Abu Chik Diglee

Khusyu’ dalam terminologi para sufistik adalah berkaitnya batin para hamba kepada Allah Swt Rabbul ‘Alamin. Sedangkan Tawadhu’ adalah merendahkan diri seraya menyerah dan tunduk sepenuhnya kepada Allah Swt dan menjauhkan diri hamba dari sikap berbeda dalam menerima ketentuan Allah Swt.

Seorang sahabat yang bernama Khuzaifah bin Yaman, mengatakan bahwa khusyu’ adalah hal pertama yang akan hilang dari batin ummat Islam.

Al Hasan al Bashry mengatakan bahwa khusyu’ adalah takutnya para hamba sebagai makhluk kepada Sang Khaliq Maha Pencipta yang terus menerus di dalam batin.
Pada saat al Junaid al Baghdady ditanya tentang khusyu’, ia menjawab, khusyu’ adalah jika hati para hamba menghinakan dirinya di hadapan Yang Maha Pemilik keghaiban.

Sahl bin Abdullah menegaskan, bahwa Syaithan, Iblis dan Jin jahat tidak akan mendekati kepada para hamba yang hatinya khusyu’. Di antara tanda tanda khusyu’-nya batin seorang hamba adalah kenetralan batinya terhadap apa yang terjadi padanya, ia bisa menerima sesuatu yang membuat hatinya kecewa seperti ia bisa menerima sesuatu yang membuat hatinya gembira.

Batinnya, sudah bisa ditempati dengan nyaman oleh keadaan senang maupun susah, diterima atau ditolak sama saja di dalam batinnya.
Abu Sulaiman al Darany, mengatakan hamba yang tidak(tawadu’) merendahkan dirinya dihadapan Allah Swt, maka dia tidak akan dihormati oleh hamba Allah yang lain.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Abu Daud dari sahabat Ibn Abbas, Rasulullah Saw bersabda, tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar biji sawi.

Tawadhu’ adalah antitesa terhadap kesombongan, oleh karenanya hamba yang tawadhu’ berpeluang masuk surga, sedangkan hamba yang sombong akan masuk ke dalam neraka.

Seorang tabi’in besar yaitu imam al Mujahid mengatakan, pada saat Allah Swt menenggelamkan kaum Nuh dengan banjir besar, maka gunung gunung banyak yang bersikap sombong, congkak dan tinggi hati dengan tinggi menjulangnya gunung gunung itu, tetapi ada sebuah gunung yang sangat tawadhu’ merendahkan dirinya di hadapan Allah Swt Rabbul ‘Alamin, yaitu gunung Judy, maka kemudian Allah Swt memberikan kemuliaan kepadanya dengan menjadikan gunung Judy itu sebagai tempat berlabuhnya kapal Nabi Nuh a, s.

Baca juga :   Menata Nafsu

Gunung Judy adalah sebuah gunung yang terletak di sebelah Timur Laut jazirah Ibnu Umar, dengan ketinggian empat ribu meter dari permukaan laut.

Syekh Fudhail bin Iyadh berkata, para hamba yang benar benar berpotensi dengan ilmunya akan mengabdi kepada Allah Swt Yang Maha Pengasih dengan khusyu’ dan tawadhu,’ sedangkan hamba yang dangkal ilmu dan sedikit pengalaman batin keagamaannya, akan menghamba kepada penguasa dan perhiasan duniawi, dan sikapnya hanya ta’ajub dan sombong.

Kemuliaan terletak pada sikap khusyu’ dan tawadhu’ dan perlu dipahami bahwa mancari kemuliaan dengan kesombongan tidak akan pernah didapatkan seperti tidak pernah didapatkan jika seorang hamba ingin mendapatkan emas dalam karat besi.

Menurut Sufyan al Tsaury, ada lima kelompok hamba Allah dari kalangan manusia yang mulia di bumi ini. Yaitu, Ulama yang zuhud, Faaqih yang sufistik, Aghniya'(orang orang kaya) yang tawadhu'(rendah hati), Faqir yang bersyukur, dan Bangsawan yang ber’itiba’ dengan sunnah Rasulullah saw. Abu Sa’id al Khudri r. a. Meriwayatkan bahwa ketawadhu’an Nabi Muhammad saw terlihat dalam keseharian kehidupannya. Beliau memberikan makan unta untanya seperti para hamba yang lain memberikan makanan unta untanya, beliau menyapu lantai rumahnya, memperbaiki sendal, menambal baju, memerah susu, makan bersama pelayan, membantu menggiling gandum jika pelayannya lelah, dan tidak pernah merasa malu membawa sendiri barang barang yang dibelinya dari pasar.

Di dalam surat al Furqan ayat. 63. Allah Swt berfirman:”Hamba hamba Ar Rahman adalah orang orang yang berjalan di muka bumi dengan sikap haunan.” Menurut Syekh Abu Ali al Daqqaq, haunan di dalam ayat di atas maknannya adalah khusyu’ dan tawadhu’. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam al Tirmidzi, Nabi saw bersabda :’jika batinnya khusyu’, niscaya anggota tubuhnya juga akan khusyu’.
Wallahu’alam.

Comments 8

  1. 731889 744173I see something genuinely intriguing about your internet site so I saved to bookmarks . 42283

  2. 163158 908792Hiya! awesome weblog! I happen to be a every day visitor to your site (somewhat more like addict ) of this internet site. Just wanted to say I appreciate your blogs and am searching forward for much more to come! 677724

  3. 655971 40950You completed quite a few good points there. I did a search on the concern and identified practically all people will have the same opinion together with your weblog. 232542

  4. 253772 305276Im glad I found your article. I would never have made sense of this subject on my own. Ive read several other articles on this topic, but I was confused until I read yours. 647853

  5. boiling crab says:

    744525 249028There some intriguing points over time here but I dont know if I see them all center to heart. There exists some validity but Let me take hold opinion until I look into it further. Really good post , thanks and now we want much more! Included with FeedBurner at exactly the same time 596229

  6. Deep Web says:

    784042 203737Actually instructive and great structure of content material material , now thats user friendly (:. 375269

  7. relx says:

    882526 231922If you happen to significant fortunate individuals forms, referring by natural indicates, furthermore you catch the attention of some sort of envy in consideration of those types the other campers surrounding you which have tough times about this topic. awnings 440564

  8. 17084 603932Straight to the point and nicely written! Why cant everyone else be like this? 673055

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Sinopsis Abu Chik Diglee

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Politik itu

Related Posts

Post Terbaru