LEARN FROM AL KARIM artinya belajar dari Al Karim. Al Karim adalah salah satu dari 99 Asma’ul Husna (Nama nama Allah yang baik).Al Karim merupakan Asma’ul Husna yang ke 42, artinya Yang Maha Pemurah, Yang Maha Mulia, Yang Maha Dermawan. Al Karim dalam urutan Asma’ul Husna, sebelum Al Raqiib (43) dan sesudah Al Jaliil (41).
Secara istilah, Al Karim adalah Allah swt Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah, yang memberikan anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Al Karim juga berarti Allah swt yang sangat banyak memiliki kebaikan, tidak pernah mengabaikan siapa yang mendekat dan berlindung kepada-Nya.Imam al Ghazali di dalam kitab Ihya’ ‘Uluum al Din, menjelaskan, bahwa Al Karim, maknanya lebih luas dari generosity atau dermawan.
Al Karim, menurut imam al Ghazali, meliputi memaafkan, meskipun Maha Kuat dan Maha Kuasa, menepati janji yang telah disebutkan, mengabulkan permohonan melebihi dari yang diminta dan tidak pernah berkeberatan siapapun yang meminta.
Di dalan surat al Infithar ayat 6, Allah swt berfirman, yang artinya, “Wahai manusia apa yang telah membuatmu durhaka kepada Rabb-mu yang Maha Pemurah.” Allah swt Maha Pemurah kepada semua makhluk ciptaan-Nya, tetapi banyak para hamba yang terperdaya untuk durhaka kepada-Nya.
Syekh Ahmad bin ‘Atha’illah di dalam kitab Al Hikam, menuliskan, “Perasaan yang luhur, enggan membuka kebutuhannya kepada orang yang tidak pemurah, dan pada hakekatnya, tidak ada yang Maha Pemurah, kecuali Allah Ta’ala.” Al Junayd al Baghdady mengatakan, “Al Karim adalah Allah swt., yang memenuhi kebutuhan para hamba, sebelum diminta. Dan Al Karim adalah Allah swt., yang tidak pernah mengecewakan harapan hamba yang berangan angan atau berharap. Al Karim juga bisa menjadi sarana keinsyafan bagi para hamba agar jika berkuasa mudah memaafkan, bila berjanji menepati, jika memberi, lebih dari yang dibutuhkan, tidak menghiraukan berapa banyak pemberiannya, dan kepada siapa memberinya.Syekh Ahmad ibn ‘Athaa’illah di dalam kitab Al Hikam, mengaingatkan kita, “Janganlah mengadu dan meminta sesuatu hajat kepada selain Allah swt., sebab Allah swt sendiri yang Maha Memberi hajat itu kepadamu.Bagaimana mungkin, sesuatu selain Allah swt akan dapat menghalangi sesuatu yang diletakkan oleh Allah swt kepada hamba yang diinginkannya.Karena hakekatnya, semua makhluk, tidak ada yang dapat menyingkirkan ketentuan yang Allah swt telah tetapkan padanya.
Oleh karenanya, bagaimana mungkin, makhluk mampu menyingkirkan sesuatu yang ada pada makhluk lain, jika yang telah ditetapkan Allah swt kepadanya saja, ia tidak mampu menyingkirkannya. “Sering para hamba tidak mampu memahami betapa Maha Dermawannya, Allah swt.” Hal tersebut diungkapkan Allah swt., di dalam surat al Baqarah (2), ayat 216, yang artinya,”
Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi, kamu menyukai sesuatu, padahal itu, tidak baik bagimu.Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetetahui.”
Di dalam surat al Nisa'(4), ayat 19,Allah swt., berfirman yang artinya, “Bisa jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah swt., telah menjadikan pada yang tidak kamu sukai itu kebaikan yang banyak.”
Oleh karenanya, jadilah para hamba yang selalu dapat menerima secara ikhlas apapun yang Allah telah anugrahkan kepadanya, sebagai pertanda, bahwa hamba telah memahami dengan baik dan benar makna Al Karim. Dengan demikian, kita dapat menjadi para hamba yang pemurah, mulia, dan dermawan. Wallahu’alam




