MAULID sebagai ismu al zaman (kata benda yang menunjukkan waktu),artinya adalah waktu kelahiran atau hari kelahiran.Maulid Nabi saw maksudnya adalah hari kelahiran Nabi saw., yaitu hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah.Menurut Mufti Besat Mesir Syekh Syauqi al Allam tanggal kelahiran Nabi saw bertepatan dengan tanggal 22 April 571 Masehi bulan pertama Musim Semi. Semua ummat Islam pasti mencintai Nabi saw., karena siapapun yang mencintai Nabi saw akan bersama Nabi saw di dalam surga (Anta ma’a man ahbabta, man ahabbaniy kaana ma’iy fil jannah), demikianlah Nabi saw bersabda di dalam hadits riwayat imam Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik.
Di dalam konsepsi al Qur’an, Nabi saw adalah suri tauladan yang paling baik (tafdhil/superlatif) dalam kehidupan setiap Muslim (al Ahdzab, ayat 21) dan Nabi saw diutus sebagai rahmatan lil ‘alamin atau menjadi rahmat bagi alam semesta
(al Anbiya’, ayat 107).
Nabi saw memiliki empat sifat yang wajib, yaitu Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah.Dan Nabi saw adalah al Shaadiqul Mashduuq (hamba yang benar yang kebenarannya dibenarkan oleh Yang Maha Benar).Banyak perikehidupan Nabi saw yang perlu diteladani oleh ummat Islam, diantaranya, Nabi saw selalu bijak dalam menyikapi sesuatu, menyebarkan salam, selalu berjabat tangan jika bertemu dengan para sahabatnya yang laki laki, berwudhu’ sebelum tidur, tidur miring ke arah kanan, selalu menjaga kesehatan, misalnya rutin meminum madu dan berbekam setiap empat puluh hari sekali, jika mengalami hal hal yang sulit beliau berwudhu’ dan shalat sunat mutlak dua rekaat lalu berdo’a kepada Allah swt agar terlepas dari kesulitan yang sedang dihadapi.
Pada saat sebelum memulai perang Badar, melihat kekuatan musuh yang besar Nabi saw berdo’a agar Allah swt mendatangkan bantuan dengan kalimat do’a yang pendek, Allahummanjuzliy ma wa’adtaniy, Allahumma aati ma wa’adtaniy (Ya Allah penuhilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, Ya Allah datangkanlah pertolongan sebagaimana yang telah Engkau janjikan kepadaku), maka Allah pun memenuhi janjiNya dan mendatangkan para MalaikatNya untuk membantu Nabi saw dalam memenangkan peperangan Badar (imam Ibnu Jarir al Thabariy dalam Tarikh al Thabariy).
Dan di dalam peperangan Badar itu Abu Jahal sebagai panglima perang kafir qurasy mati terbunuh oleh dua orang sahabat, yaitu Mu’adz bin Afra dan terpenggal kepalanya oleh Abdullah bin Mas’ud. Nabi saw sujud syukur dalam kemenangan perang Badar tersebut, seraya mengucapkan kalimat, “Alhamdulillah, shadaqa wa’dah wa nashara ‘abdah wa hazamal ahzaaba wahdah” (Segala puji bagi Allah, yang benar janjiNya, yang telah menolong hambaNya dan telah mengalahkan tentara musuh dengan sendirinya).
Nabi saw memberi ketauladanan kepada kita, agar kita hidup gemar menolong orang lain.Nabi saw bersabda, “Allah fi ‘aunil ‘abdi ma kaanal ‘abdu fi ‘auni akhiihi.”(Allah senantiasa akan menolong para hambaNya, sepanjang hambaNya berkenan menolong saudaranya).
Semangat untuk menolong adalah bahagian dari ketauladanan yang diajarkan Nabi saw kepada kita.Karena perputaran roda zaman dan teknologi yang berkembang membuat banyak hamba Allah menjadi egoistik dan individualistik serta chauvinistik.Nabi saw juga berpesan,”Hiduplah sebagai manusia terbaik, yaitu menjadi manusia yang paling bermanfaat buat orang lain.”(H.R.imam al Tirmidzi).
Nabi saw juga mengingatkan kita, bahwa hidup kita dipandang telah memiliki segala galanya jika pada diri kita ada tiga hal, yaitu aminan fi sirbihi (rasa aman pada dirinya), mu’aafan fi jasadihi (sehat pada jasadnya) dan ‘indahu quutu yaumihi (disisinya ada makanan untuk dimakannya pada hari itu).
Mudah mudahan di bulan kelahiran Nabi saw ini, banyak hikmah dan ketauladanan dari Nabi saw yang dapat kita kenang dan kita amalkan, sehingga sunnah Nabi saw kembali menjadi bahagian dari gerak langkah kehidupan kita.Ya Nabi Salamun ‘Alaika, Allahumma Shalli ‘Ala Muhammad Wa ‘Ala Ali Muhammad. Wallahu’alam.




