Abu Chik Diglee

image

Meaningless

Oleh : Abu Chik Diglee

MEANINGLESS di dalam tulisan ini artinya adalah sia sia atau tanpa makna.Yaitu sia sia atau tanpa makna di dalam berpuasa dan shalat Tarawih atau qiyamu Ramadhan.

Dalam hal ini, hadits riwayat Ibnu Majah dan al Darimi, dari Abu Hurairah, menjelaskan bahwa Nabi saw bersabda, “Kam min shaa’imin laisa lahu min shiyaamihi illa al dzama’a wa kam min qaa’imin laisa min qiyaamihi illa al sahara.” Artinya, “Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali hanya rasa dahaga.

Dan berapa banyak pula orang yang menegakkan shalat Tarawih tidak mendapatkan apapun dari shalat Tarawihnya, kecuali hanya rasa letih semata.”Apa yang membuat ibadah puasa dan shalat Tarawih para hamba menjadi meaningless (sia sia dan tanpa makna)? Jawabanya pertama, karena qaulu al zuur dan fi’lu al zuur.Yaitu perkataan dan perbuatan yang buruk, seperti berbohong atau berdusta, menipu, sumpah palsu, kamuflase atau kepurapuraan, pungutan liar, balap liar, mencopet, korupsi, ria, ujub,takabur, sum’ah dan lain lain.Hal ini didasarkan kepada hadits riwayat Jama’ah, kecuali muslim dan al Nasa’i dari Abu Hurairah, Nabi saw., bersabda, “Man lam yada’ qaula al zuuri wal ‘amala bihi falaisa lillahi haajatun fi an yada’a tha’aamahu wa syaraabahu.” Artinya, “Siapapun yang tidak meninggalkan perkataan zuur dan pengamalanya, maka tidak ada keperluan bagi Allah dari meninggalkan makanan dan minumannya.”kedua, karena rafats, yaitu berkata porno atau ucapan yang membangkitkan birahi atau perbuatan yang membangkitkan birahi (H.R.Mutafaqun ‘alaih dari Abu Hurairah).

Ketiga, jahal atau yajhal.Yaitu, melakukan perbuatan jahiliyah, seperti mencaci, memaki, meremehkan orang, merendahkan martabat orang, menghina, menjatuhkan air muka orang dihadapan publik, berkelahi, membuat keributan, berzina, berkhalwat, ikhtilath, dan lain lain (H.R.Bukhari dari Abu Hurairah).

Keempat, yaskhab, yaitu perbuatan yang membuat orang lain terganggu istirahat atau kenyamanannya, seperti membuat keributan, main petasan, membentak bentak orang, menyakiti orang lain secara phisik maupun psikhis, menganiaya makhluk ciptaan Allah, memfitnah, mengumpat, menggosip, menjelekkan orang, mencibir, berkata dan berbuat kasar, dan lain lain (H.R.Muslim dari Abu Hurairah).

Bagi shaa’imin, hendaknya benar benar menjagi diri dan puasanya, dari hal hal yang dapat menyebabkan terjadinya puasa yang meaningless (sia sia dan tanpa makna).Jangan biarkan ibadah puasa dan shalat tarawih yang ditegakkan dengan susah payah oleh para hamba yang beriman, hanya nenjadi serpihan debu (haba’an mansyuuran) yang diterpa angin tanpa hasil apapun, seperti yang Allah swt firmankan di dalam surat al Furqan (25), ayat 23. Jauhilah semua hal yang dapat mendatangkan keadaan “arang habis besi binasa.”Dan jangan biarkan ibadah puasa dan shalat tarawih kita mengalami meaningless. Wallahu’alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru