Menata Nafsu

Semua hamba Allah Swt pasti memiliki nafsu, ada nafsu yang mendorong kepada kutub positif dan ada pula yang bergerak menuju ke arah kutub yang negatif. Di dalam al Qur’an surat al Nazi’at ayat 40-41, Allah Swt berfirman: “Dan adapun orang orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya, dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.”

Imam al Hakim di dalam kitabnya al Mustadrak ‘ala Shahihain, menyampaikan sebuah hadits dari sahabat Jabir bin Abdillah dari Rasulullah saw dimana beliau bersabda: “Hal yang paling aku takutkan terhadap ummatku adalah mengumbar hawa nafsu dan lamunan atau angan angan yang panjang. Mengumbar hawa nafsu akan memalingkan manusia dari al Haq, sedangkan lamunan yang panjang akan membuat orang menjadi lupa kepada akhirat.Oleh karenanya, ketahuilah, bahwa melawan hawa nafsu adalah modal bagi ibadah.”

Al Junayd al Baghdady mengatakan, jika nafsu telah bangkit, maka pencerahan batin yang menyebabkan sukacita jiwanya di hadapan Allah Swt akan hilang.

Dzunun al Mishry mengatakan, kunci ibadat adalah tafakur, dan tanda tercapainya tujuan adalah perlawanan terhadap hawa nafsu dengan meninggalkan keinginan yang diinginkan oleh hawa nafsu itu.

Imam al Qusyary menuliskan, bahwa Allah Swt telah mewahyukan kepada Nabi Daud a.s, :”Wahai Daud a.s., peringatkanlah kepada para sahabatmu terhadap sikap menuruti hawa nafsu, sebab batin hamba yang terikat hawa nafsu dunia akan tertutup dari-Ku.”

Imam al Ghazali mengingatkan, janganlah seorang hamba menempatkan kendali batinnya pada hawa nafsu, sebab ia akan membawamu kepada kegelapan.

Syekh Yusuf bin Asbar berkata, hanya rasa takut yang teramat sangat kepada Allah Swt atau kerinduan yang teramat besar kepada Allah Swt sajalah yang bisa mengendalikan api hawa nafsu. Pahamilah wahai para hamba Allah, bahwa sesungguhnya menyerah kepada hawa nafsu itu sama artinya dengan berkubang dalam lumpur kehinaan. Dan hawa nafsu yang tertata adalah jembatan penghubung antara batin seorang hamba dengan kesadaran ilahiyahnya. Wallahu’alam