Muhadharah secara bahasa artinya adalah kehadiran. Dalam nomenklatur sufistik, muhadharah diartikan dengan kehadiran qalbu.
Al Junayd al Baghdadi mengatakan, para hamba yang berada pada kondisi muhadharah hidupnya selalu terikat dengan ketentuan ayat ayat-Nya.Para hamba yang muhadharah sebahagian besar dari waktu waktu yang dimilikinya dihabiskan untuk memikirkan kandungan ayat ayat Allah, sehingga hamba yang muhadharah banyak sekali mendapatkan limpahan ilmu ilmu dari pelbagai ayat ayat al Qur’an yang dibacanya tersebut.
Hari hari para hamba yang muhadharah adalah hari hari yang dihabiskan bersama al Qur’an. Para hamba yang muhadharah ditunjukkan akalnya, sehingga akalnya senantiasa akan selalu mengeksplorasi ayat ayat qauliyyah (al Qur’an) dan juga ayat ayat kauniyyah yang terbentang luas dalam hamparan alam semesta serta diri manusia itu sendiri.
Bagi para hamba yang muhadharah berdasarkan ilmu yang didapatkannya dari al Qur’an akan mengantarkan dirinya kepada perolehan kekayaan batin yang sangat luar biasa. Para hamba yang muhadharah sangat memahami apa arti bumi tempat tinggalnya, apa hubungan antar benda benda langit yang telah Allah Swt ciptakan, yang kesemuanya itu hanya semata untuk melindungi dan mensejahterakan manusia.
Apa arti Matahari, apa arti Bintang Bintang dan apa arti Bulan sebagai satelit bumi. Bulan yang besarnya hanya seperempat dari besar Bumi, tetapi usianya lebih tua satu milyar tahun dari usia Bumi itu sendiri.
Usia Bulan menurut prakiraan para ahli benda benda angkasa telah berumur 5,05-5,54 milyar tahun. Daya gravitasi bulan itu mempengaruhi gerak berputarnya bumi pada porosnya yang melahirkan waktu sehari semalam 24 jam.
Jika Allah Swt tidak menciptakan Bulan, maka tidak ada gravitasi bulan yang mempengaruhi Bumi pada saat berputar pada porosnya. Akibatnya limit waktu dalam kehidupan dipermukaan Bumi akan semakin bertambah singkat, yaitu sehari semalam hanya bisa mencapai enam sampai dua belas jam saja.
Adanya daya gravitasi Bulan, juga membuat adanya pasang surut air laut yang ada di dipermukaan bumi.Dengan adanya Bulan dan gravitasinya membuat para nelayan mengerti kapan waktu yang tepat untuk turun ke laut agar mendapatkan tangkapan ikan yang banyak.
Begitu seterusnya, sehingga terbukti banyak sekali ilmu yang akan didapatkan oleh para hamba yang muhadharah batinnya. Sedangkan
Mukasyafah adalah kehadiran qalbu para hamba dengan sifat sifatnya yang nyata. Orang yang mukasyafah, merasakan terhamparnya sifat sifat-Nya.
Para hamba yang mukasyafah, didekatkan ilmunya pada akurasi kebenaran.Dengan demikian, para hamba yang mukasyafah dapat dengan mudah menahan diri dari hal hal yang bersifat talbis (mencampurkan) antara yang haq dengan yang bathil. Sehingga jalan hidup yang ditempuhnya, merupakan jalan hidup yang benar dan diberkati oleh Allah Swt. Wallahu’alam




