Abu Chik Diglee

image

Qayruwan’s Sway Center

Oleh : Abu Chik Diglee

QAYRUWAN’S SWAY CENTER artinya adalah Pusat Kekuasaan Qayruwan, ibukota dari Dinasti Aghlabiyah. Qayruwan merupakan kota tertua di Ifriqiyah atau Tunisia bagian Utara di wilayah Afrika Utara.Qayruwan terkadang disebut Kairoun, Kayrawan, dan Kairwan.

Awal mulanya Qayruwan dibangun oleh seorang sahabat Nabi saw., yang sekaligus merupakan jenderal  Bani Umayah, penyebar Islam dan penakluk Afrika Utara, yang mendirikan Masjid Uqba, sebagai masjid pertama di Qayruwan dan seluruh tanah Afrika Utara. Ia bernama Uqbah bin Nafi’ yang menaklukkan Afrika Utara pada tahun 50 Hijriah(670.M).Peran Masjid Uqba  lebih tua dari Universitas  Sorbonne di daratan Prancis pada masa itu, sebelum akhirnya pusat intelektual bergeser ke al Zaitunah University.Qayruwan’s Sway Center pernah menjadi kota penting empat dinasti secara bergiliran, yaitu Dinasti Umayah, Abbasiyah, Aghlabiyah, dan Fatimiyah.

Qayruwan’s Sway Center, sebagai pusat Dinasti Aghlabiyah, banyak melahirkan  ulama dan cendikiwan seperti, imam Suhnun bin Malik, penulis kitab al Mudawwanah, yang bermadzhab Maliki.Imam Zayid al Qayrawani, imam Yahya bin Salamah al Bashri, dan Ibnu Al Jazzar yang ahli dalam ilmu kedokteran.

Qayruwan’s Sway Center sebagai pusat kekuasaan Dinasti Aghlabiyah, dipimpin oleh Ibrahim bin Aghlab. Dari kata Aghlab inilah,dinisbahkan sebutan Dinasti Aghlabiyah.Ibrahim bin Aghlab, pada mulanya diutus oleh Harun al  Rasyid  dari Baghdad, untuk mengamankan kekuasaan Dinasti Abbasiyah di wilayah Afrika Utara dari rongrongan dua kekuatan besar yaitu Dinasti Idrisiyah yang syi’ah dan Kaum Khawarij.

Ibrahim bin Aghlab, diberi otonomi yang luas di Afrika Utara, dengan catatan ia wajib menyetor upeti tahunan  ke Baghdad, sebagai pusat Dinasti Abbasiyah, sebesar 40.000 dinar pertahun.Kekuasaan Dinasti Aghlabiyah, membentang dari Qayruwan ke Kartago, hingga Mediterania Tengah.

Kekuasaan Dinasti Aghlabihiyah di Afrika Utara bertahan sampai 100 tahun, sepanjang sebelas generasi. Yaitu, sejak Amir Ibrahim bin Aghlab(800-812 M) sampai dengan Amir Ziyadatullah III (903-909 M). Dinasti Aghlabiyah pernah berkuasa di Eropa, yaitu di kawasan pesisir Italia, seperti Brindisi,Napoli,Calabria, Toronto, Bari, dan Benevento, kemudian ke Prancis, Korsika, Sardinia, hingga Malta dan Sisilia pada masa Amir Ziyadatullah I.

Dinasti Aghlabiyah melakukan ekspansi, sampai ke Roma ibukota Italia, yang sekarang menjadi pusat agama Katholik, hal ini merupakan bahagian penting dari sejarah Islam yang jarang diungkap.

Pasukan laut Dinasti Aghlabiyah, terus bergerak dari pulau Kreta menuju ke pulau pulau kecil di laut Aegea.Dan pada pertengahan abad ke 10, Dinasti Aghlabiyah telah menguasai seluruh kawasan pesisir Yunani.

Jasa besar Dinasti Aghlabiyah adalah mengislamkan seluruh kawasan Afrika kecil (al Jazair, Libya, Maroko, Mesir, Sabana Barat, dan Tunisia), dan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar, yang sebelumnya dihuni oleh penganut Nashrani yang berbahasa Latin.

Di Fez, Maroko,Afrika Utara,  awal berdirinya perguruan tinggi Islam dan dunia tertua yaitu, Jami’ah al Qarawiyyin yang didirikan pada tahun 859 Miladiah, oleh Fatima al Fihria, putri seorang saudagar kaya bernama Muhammad al Fihri.

Di Afrika Barat, tepatnya di Timbuktu, Mali, didirikan universitas tertua kedua di dunia pada tahun 989 Miladiah, yaitu Universitas Sankora, juga didirikan oleh perempuan bernama putri Mandika, Universitas Sankora didirikan di areal Masjid Sankora, yang dibangun oleh Qadhi Timbuku yang bernama Aqib bin Muhammad bin Umar.

Ummat Islam berkewajiban mempelajari sejarah peradabannya sendiri, karena sejarah bukan hanya sekedar menyangkut angka tahun semata, melainkan memuat lima disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya, yaitu, menyangkut ilmu Kronologi, Historiografi, Geneologi, Paleografi dan Kliometrik.

Dengan  pengetahuan sejarah Islam yang baik dan benar, menjadikan kita mengenal diri sendiri selaku ummat Islam, dalam panggung sejarah peradaban agama, kemanusiaan dan kultur bangsa bangsa.Wallahu’alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru