SHIGHAT MUNADA artinya bentuk yang diseru di dalam berdo’a.Shighat Munada (bentuk yang diseru di dalam do’a), merupakan isim maf’ul (objek) dari kata naadaa (fi’lu al maadhi), yunaadii (fi’lu al mudhaari’),dan munaadaatan(isim mashdar).
Jika kita melakukan kajian terhadap kitab suci al Qur’an, maka akan didapatkan empat tipologi shighat munada di dalam do’a, yaitu Rabbi (ditemukan100 kali di dalam al Qur’an,misalnya di dalam surat Ali Imran ayat 38, al Baqarah ayat 126,Ibrahim ayat 40,al Shaaffat ayat 100 dan lain lain), Rabbanaa (ditemukan 70 kali di dalam al Qur’an, misalnya di dalam surat al Baqarah ayat 127 dan 128 dan lain lain), Allahuma (ditemukan 4 kali di dalam al Qur’an,yaitu di dalam surat Ali Imran, ayat 26, al Zumar ayat 46, al Anfal ayat 32, dan Yunus ayat 10), dan Allahuma Rabbanaa(ditemukan1 kali di dalam al Qur’an, yaitu di dalam surat al Ma’idah ayat 114).
Shighat Rabbi asalnya adalah Ya Rabbii, kemudian hadzfu (dihilangkan)huruf nida’ “ya” di pangkalnya, dan hadzfu (dihilangkan) huruf “ya” mutakallim wahdah mufrad diujungnya. Arti dari Rabbi tetap,yaitu, “wahai yang Maha Memelihara diriku,” tidak berubah sedikitpun dari sisi artinya, meskipun telah dibuang dua huruf “ya” yang ada di pangkal dan di ujungnya.
Shighat Munada Rabbi, di dalam berdo’a lebih diperuntukkan bagi do’a do’a yang bersifat personal atau pribadi. Shighat munada Rabbanaa diperuntukkan bagi hal hal yang bersifat komunal-kolegial karena bentuknya yang jama’. Shighat Allahumma, asalnya adalah “Ya Allah” yang disingkat menjadi Allahumma, dengan menghilangkan harfu nida’ “ya”.Artinya, “Wahai Allah atau Ya Allah.”
Sedangkan yang terakhir, adalah shighat munada “Allahumma Rabbanaa”, artinya “Wahai Allah Yang Maha Memelihara Kami.” Shighat Munada Allahumma Rabbana, lebih diperuntukkan kepada hal hal yang sangat khusus atau spesifik, unik dan pelik, seperti do’a Nabi Isa alaihi salam, di dalam surat al Ma’idah ayat 114, yang meminta agar Allah swt menurunkan hidangan makanan dari langit.
Demikianlah empat shighat munada dalam do’a yang tercantum di dalam al Qur’an, mudah mudahan dapat dipergunakan secara proporsional di dalam setiap do’a, sehingga semua do’a dari para hamba, insya Allah akan segera diijabahi oleh Allah swt. Aamiin. Wallahu’alam.




