STRAIGHT IN RELIGIOUS artinya lurus dalam beragama. Straight in Religious (lurus dalam beragama) adalah manifestasi dari surat al Fatihah (1), ayat 6, yaitu, “Ihdinaa al Shiraath al Mustaqiim.” Artinya, “Tunjukilah kami jalan yang lurus.”
Para mufasir mu’tabar menafsiri permohonan akan jalan yang lurus di dalam ayat tersebut, bukan bermakna masih di jalan yang munhanin (bengkok), sehingga memohon jalan yang lurus, melainkan sudah di jalan yang lurus, dan memohon agar terus tetap di jalan yang lurus. Straight in Religious (Lurus dalam beragama), merupakan perintah Allah swt di dalam surat al Ruum(30), ayat 30. Yang berbunyi “Fa aqim wajhaka liddiini haniifan.”artinya, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Islam.” Dan di penghujung surat al Ruum (30), ayat 31 , Allah swt berfirman, “Wala takuunuu minal musyrikiin.” Artinya, “Janganlah kamu menjadi orang yang berbuat syirik.” Yang dimaksud berbuat syirik di dalam ayat ini, adalah orang orang yang memecah belah agama mereka, dan mereka menjadi beberapa golongan.Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka (al Ruum (30), ayat 32).
Imam Abul Fida’ Ismail bin Katsir di dalam kitab tafsirnya al Qur’an al ‘Adziim, mengutip hadits Qudsy riwayat imam Ahmad dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda, Allah swt berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba hambaku dalam keadaan hanif (lurus dan suci), kemudian syaithan syaithan menggelincirkan mereka dari agama mereka.”
Imam al Hakim, di dalam kitab haditsnya al Mustadrak ‘ala al Shahihain, menuliskan bahwa Nabi saw ditanya oleh seseorang tentang golongan yang akan selamat dari sekalian golongan yang ada? Nabi saw menjawab, siapa yang memegang sunnahku pada hari ini dan yang mengikuti para sahabatku.
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw tersebut, maka Straight in Religious (lurus dalam agama) adalah sebuah keniscayaan. Hal yang senada telah difirmankan oleh Allah swt di dalam surat Ali Imran (3), ayat 103, yang artinya, “Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.”Di dalam ayat al Qur’an tersebut di atas, Allah swt mengingatkan kita semua, bahwa untuk mencapai Straight in Religious (Lurus dalam agama), mutlak dibutuhkan merujuk kepada tali agama Allah (al Qur’an al Kariim dan Sunnah NabiNya).
Dan ummat Islam dilarang bercerai berai atau berpecah belah.Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam al Tirmidzi dari sahabat Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah saw bersabda, “Innaal Islama bada’a ghariiban wa saya’uudu ghariiban kama bada’a, fa thuubaa lilghurabaa’i.” Artinya, “Sesungguhnya Islam itu awalnya asing, dan akan kembali menjadi asing, sebagaimana awal mulanya dahulu asing.
Maka beruntunglah orang orang yang terasing itu.” Di dalam hadits riwayat imam al Tirmidzi dari Anas Bin Malik Nabi saw juga bersabda, “Akan sampai suatu zaman, dimana orang yang sabar berpegang kepada agamanya, bagaikan orang yang memegang bara api.” Artinya akan datang masa, dimana para hamba mengalami masa sulit dalam berpegang teguh kepada Islam sebagai agamanya secara istiqamah. Wallahu’alam.




