TRUSTEESHIP AND BETRAYAL, artinya adalah amanah dan khianat. Salah satu ajaran luhur di dalam Islam, adalah menjalankan amanah (kepercayaan) dengan baik dan tidak khianat. Membiarkan amanah (kepercayaan) tidak dijalankan dengan baik, maka dipandang bersyarikat atau turut serta dalam perbuatan khianat.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah, Nabi saw., bersabda, “Saya’tiy ‘ala al Naas sanawaat khaddaa’aat, yushaddaqu fiiha al kaadzibu wa yukadzdzabu fiiha al shaadiqu, wa yu’tamanu fiiha al khaainu wa yukhawwanu fiiha al amiinu, wa yanthiqu fiiha al ruwaibidhah, qiila wama al ruwaibidhah? qaala al rajulu al taafihu fi amri al ‘aammah.” Artinya, “Akan datang kepada manusia tahun tahun yang penuh dengan kegersangan.
Pada saat itu, pendusta dikatakan benar, dan orang yang benar dikatakan pendusta.
Pengkhianat diberi amanah (kepercayaan), dan orang yang amanah dikatakan pengkhianat.Dan yang bisa berbicara (tampil), hanyalah “al Ruwaibidhah.” Sahabat bertanya, apa itu al ruwaibidhah ? Rasulullah saw., menjawab, orang yang hina yang tidak berkemampuan mengurusi orang banyak.” Sanawaat Khaddaa’aat (Tahun tahun penuh kegersangan), menjadi persyaratan, dimana al kaadzib (pendusta) dikatakan al Shaadiq (orang yang benar), dan al khaa’in” (pengkhianat), diberi al amiin” (kepercayaan). Sanawaat khaddaa’aat (tahun tahun penuh kegersangan), meliputi kegersangan material (hujan tidak turun), dan juga kegersangan spiritual (anomie atau hampa dari nilai nilai agama dan asas kepatutaan).
Pada era itu, nilai proporsionalitas tidak lagi menjadi pertimbangan. Banyak hamba yang kehilangan rasa malu, dan tidak dapat menempatkan diri secara lazim, dalam bingkai martabat yang semestinya.
Panggung sandiwara dunia, telah banyak mempertontonkan lakon pengkhianatan, seperti, kisah pengkhianatan Marcus Junius Brutus alias Cuintus Servilius Caepio Brutus (85 SM-42 SM) terhadap Kaisar Julius Caesar, dengan cara membunuhnya pada tanggal 15 Maret tahun 44 SM., padahal Brutus adalah orang dekat Julius Caesar, tetapi tega mengkhianatinya, hanya untuk sebuah kata yaitu, “kekuasaan.”
Brutus adalah senator yang diberikan amnesti oleh Julius Caesar, setelah kalah dalam peperangan Pharshalus tahun 48 SM.Di panggung yang lain, ada kisah pengkhianatan murid pada gurunya, seperti Yudas Iskariot yang mengkhianati Nabi Isa.as.
Ada pula pengkhianatan sahabat dekat, seperti pengkambinghitaman Kebo Ijo oleh sahabatnya Ken Arok, dalam peristiwa pembunuhan Tunggul Ametung penguasa Tumapel, demi meraih cinta Ken Dedes dan merebut kekuasaan Singosari.
Di kisah yang lain, ada pengkhianatan teman seperjuangan, seperti Pang Laot Ali yang mengkhianati Cut Nyak Dhien, sehingga Cut Nyak Dhien disergap pasukan Kapten Veltman di pedalaman hutan Meulaboh pada bulan Ramadhan 4 Nopember 1905. Di dalan surat al Mu’minuun(23), ayat 8, Allah swt berfirman, “Waladziinahum li amaanaatihim wa ‘ahdihim raa’uun.” Artinya, “Dan (sungguh beruntung), orang orang yang menjaga amanah amanah dan janji mereka.”Imam Abul Fida’ Ismail bin Katsir di dalam kitab tafsirnya, Al Qur’an al Adzim, juz 8, halaman 227, menjelaskan tentang ayat tersebut di atas, “Jika mereka dipercaya dalam suatu urusan, mereka tidak khianat.
Dan jika mereka mengadakan perjanjian, tidak menyelisihinya. Demikianlah sifat orang yang benar benar beriman.” Mereka yang dimuliakan (Allah swt) di dalam surga (al Ma’arij, ayat 35), diantaranya adalah orang orang yang menjaga amanah amanah dan janji mereka (al Ma’arij, ayat 32).
Di dalam hadits riwayat imam Ahmad dari Abu Hurairah, Nabi saw., bersabda, “Adda al amaanata ilaa mani’tamanaka wala takhunu man khaanaka.” Artinya, “Serahkanlah amanah kepada orang yang engkau percaya, dan janganlah kamu khianati orang yang telah mengkhianatimu.” Ada konjungsi (garis hubung) yang melekat antara trusteeship (amanah)
dengan betrayal (khianat), wujudnya bagaikan dua sisi koin. Dimana wajah suram ketidakbenaran dalam menunaikan amanah, adalah pengkhianatan itu sendiri.Wallahu’alam




