Yataqaaraba al zamaan, artinya waktu semakin singkat. Bagi para hamba yang beriman kepada Allah swt., meyakini bahwa waktu kehidupan para hamba di dunia ini, memiliki kepastian berakhirnya. Begitu juga dengan eksistensi dunia, alam semesta dan seluruh peradabannya, juga suatu saat akan berakhir.
Di dalam al Qur’an, surat al Hajj(surat ke-22), ayat 7, Allah swt berfirman: “Wa anna al saa’ata aatiyatun, la raiba fiiha, wa annallaha yab’atsu man fi al qubuur.” Artinya: “Dan adalah hari kiamat itu pasti akan datang, tidak ada keraguan di dalamnya. Dan adalah Allah swt akan membangkitkan siapa-pun yang ada di dalam kubur.”
Berdasarkan ayat tersebut di atas, setiap para hamba yang beragama Islam berkewajiban mengimani adanya hari kiamat atau hari berbangkit.Dan hal tersebut menjadi salah satu dari rukun iman yang enam di dalam Islam. Secara filosofis, konsep creatio ex nihilo, atau konsep bahwa sesuatu yang ada diawali oleh ketiadaan, pasti akan berakhir pada ketiadaan, begitu signifikan dengan yang diyakini oleh umat Islam.
Dahulu, sebelum dilahirkan dari dalam rahim ibu kita, kita tidak ada di alam dunia ini, oleh karenanya, setelah kita ada di alam dunia ini, cepat atau lambat kita juga akan kembali tidak ada. Dunia akan kita tinggalkan, untuk meneruskan kehidupan lain di alam barzakh (alam penantian yang berbatas).Dan bukan hanya itu, dunia dan alam semesta ini, beserta peradaban yang ada di dalamnya, juga akan menjadi tidak ada, karena asal mulanya dunia dan alam semesta ini, memang tidak ada, kemudian menjadi ada, karena diadakan oleh Allah swt.
Di antara salah satu tanda, dari sekian banyak tanda tanda akan berakhirnya dunia dan alam semesta ini, adalah waktu yang terasa semakin pendek. Di dalam hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh imam al Tirmidzi dari Anas bin Malik, Nabi saw bersabda, yang artinya, “Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga waktu terasa pendek, maka waktu setahun terasakan seperti hanya sebulan, sebulan terasakan bagai seminggu, seminggu terasakan bagaikan sehari, sehari terasakan bagai se-jam, dan se-jam hanya bagaikan kilatan sambaran api (hanya sangat sebentar). “Apakah kita sudah merasakan bahwa waktu terasa sudah semakin pendek? Jika iya, berhati hatilah dalam meniti buih kehidupan dunia, yang sebenarnya, hanyalah tinggal sisa waktu dan usia dari waktu dan usia yang kita miliki.
Deret hitung umur kita terus bertambah setiap detik dan tahunnya, tetapi deret ukur jarak tempuh perjalanan hidup kita sudah semakin dekat dengan alam kubur. Lihatlah ke cermin dengan seksama, kerut wajah terasa sudah semakin jelas, pandangan mata sudah tidak lagi awas, warna rambutpun tidak lagi hitam legam seperti dahulu, rupa yang gagah dan cantik, kini sudah mulai terlihat layu, itu adalah tanda, bahwa waktu terkulai sudah semakin dekat. Wallahu’alam.




