Ziyarah artinya mengunjungi atau mendatangi.Sedangkan kubur atau kuburan adalah tempat dimana jika seorang hamba meninggal dunia, maka di tempat itu ia dikebumikan. Ziyarah kubur merupakan salah satu dari sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Pada masa awal kehadiran Islam, ziyarah kubur pernah dilarang oleh Rasulullah saw., karena ada kekhawatiran terjadinya kemusyrikan dan niyahah (meratap) terhadap kubur atau kuburan.Karena pada masa Jahiliah, ada kebiasaan masyarakat Arab jahiliah manjadikan kuburan sebagai sesembahan dan tempat niyahah (meratap).Tetapi setelah iman dan Islam mantap pada diri ummat Islam, maka Nabi saw membolehkan bagi ummat Islam menziyarahi kubur dan juga mengajarkan tentang kaifiat atau tata cara menziyarahi kubur bagi ummat Islam (Hadits riwayat imam Muslim dari Buraidah bin al Hashib).
Dan di dalam hadits riwayat imam Ahmad dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda “Faman araada an yazuural qubuura falyazur.” Artinya, “Siapapun yang ingin menziyarahi kubur, maka dibolehkan untuk menziyarahinya.” Imam al Hakim di dalam kitab induk haditsnya, al Mustadrak ‘Ala Shahihain, melalui hadits Abu Hurairah, Nabi saw menjelaskan tentang empat manfaat menziyarahi kubur, yaitu pertama, yuriqul qalba (ziyarah kubur dapat melunakkan hati).Kedua, tudmi’ul ‘ain (ziyarah kubur dapat meneteskan air mata keinsyafan).Ketiga, tudzakkirul maut (ziyarah kubur dapat mengingatkan kepada kematian diri sendiri).Keempat, tudzakkirul akhirat (ziyarah kubur dapat mengingatkan kepada kehidupan akhirat beserta pertanggung-jawabannya).
Sedangkan manfaat ziyarah kubur bagi hamba yang kuburnya diziyarahi, ia terhibur dan gembira, sebagaimana yg dijelaskan oleh Rasullah saw di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dari Aisyah,ra. Menziyarahi kubur memiliki adab tertentu, diantaranya dengan mengucapkan salam.Sighat ucapan salam ketika menziyarahi kubur bersifat spesifik dan variatif, diantaranya Nabi saw mengucapkan kalimat, “Assalamu’alaikum daara qaumin mu’minin.”Artinya “Keselamatan atas kamu tempat orang yang beriman.”(H.R.imam Muslim dari Aisyah).Terkadang Nabi saw mengucapkan kalimat, “Assalamu’alaikum ya ahlal qubuur.” Artinya,”Keselamatan atas kamu wahai penghuni kubur.”(H.R.imam al Tirmidzi dari Abdullah bin Abbas).
Nabi saw juga mengajarkan kepada para sahabat untuk mengucapkan kalimat, “Assalamu’alaikum ahla al diyar minal mu’miniina wal muslimiina.” Artinya, “Keselamatan atas kamu penghuni kubur dari kalangan orang beriman dan orang Islam.”(H.R.imam Muslim dari Buraidah bin al Hashib).
Adapun aktifitas subtantif dalam menziyarahi kubur adalah pertama, berdo’a memohonkan keselamatan kepada Allah swt untuk diri hamba yang berziyarah dan juga untuk penghuni kubur yang diziyarahi.Kedua, berdo’a memohonkan ampunan kepada Allah swt untuk yang berziyarah maupun untuk penghuni kubur yang diziyarahi (H.R.imam Muslim dari Aisyah dan Buraidah bin al Hashib).
Pada saat seorang hamba menziyarahi kubur, dilarang baginya bertutur kata dengan ucapan yang mencela ataupun
Ucapan buruk lainnya (H.R.imam al Hakim dari Abu Hurairah).Karena menziyarahi kubur adalah sunnah Rasulullah saw dan bermanfaat bagi para hamba yang berziyarah maupun bagi penghuni kubur yang diziyarahi, maka selagi masih ada sisa waktu kehidupan, biasakanlah menziyarahi kubur, terutama kubur dari kedua orang tua kita jika mereka telah meninggal dunia, ataupun kubur dari sanak keluarga, karib kerabat, para guru atau ulama’ yang dengannya kita telah banyak memperoleh ilmu dan pencerahan dalam menjalani kehidupan.
Jika hari ini kita masih berkesempatan untuk menziyarahi kubur dari para hamba yang kita cintai, barangkali besok atau lusa, cepat atau lambat, kelak kubur kita yang akan diziyarahi.Wallahu’alam.




