Al Khawatir

Al khawatir menurut ahlu lughah (pakar bahasa Arab) adalah bisikan bisikan jiwa. Dalam terminologi tasawuf al khawatir merupakan bisikan yang menghunjam ke dalam rasa, terkadang datang dari Malaikat, terkadang berasal dari Syaithan atau bisa juga hanya sekadar gejolak nafsu, dan bisa pula hal itu inayah (bimbingan petunjuk) dari Allah swt.

Jika bisikan bisikan itu sumbernya Malaikat atas kehendak Allah Swt, maka disebut ilham. Jika bisikan bisikan itu muncul karena gejolak hawa nafsu, maka namanya Hawajis.

Jika bisikan bisikan itu penyebabnya adalah Syaithan, maka disebut waswas. Sedangkan jika bisikan bisikan itu langsung dari Allah swt disebut khatir haq (bisikan kebenaran).

Indikator pembeda antara bisikan Syaithan dan hawa nafsu dengan bisikan Malaikat dan bisikan kebenaran dari Allah swt diketahui melalui nilai kebenaran konten (isi) yang dikandungnya.

Karena menurut para sufistik, setiap bisikan bisikan yang tidak bisa disaksikan kebenarannya secara dzahir adalah bisikan bathil. Bisikan bisikan Syaithan dan hawa nafsu senantiasa mengundang kepada perbuatan maksiat dan berkecenderungan menuruti syahwat.

Para sufistik bersepakat, jika seorang hamba terlalu banyak makan makanan yang haram, maka dia tidak akan bisa membedakan mana bisikan yang bersifat ilham dan mana yang waswas.

Syekh Abu Ali al Daqqaq berkata : ” Siapa yang makanan utamanya diketahui keharamannya, ia tidak akan bisa membedakan antara ilham dan waswas. Sementara itu, bagi para hamba Allah, hanya bisa menghindari hasrat nafsunya dengan cara mujahadah yang benar, kejelasan bisikan bisikan batinnya akan tampak melalui perlawanan terhadap nafsunya.

Nafsu itu tidak bisa dibenarkan apalagi dituruti tanpa penyaringan, sedangkan qalbu tidak bisa ditipu.
Al Junayd Al Baghdadi membedakan antara bisikan nafsu dan bisikan syaithan.

Bisikan nafsu jika menuntut hamba terhadap suatu hal ia akan terus menempel dan akan kembali lagi walaupun berlalu dalam kurun waktu yang panjang dan itu akan terus seperti itu sampai nafsu benar benar mendapatkan kemauannya.

Hanya bagi hamba Allah yang mujahadahnya benar, maka bisikan bisikan hawa nafsu itu tidak bisa kembali. Sementara itu, bisikan bisikan syaithan yang ingin menjerumuskan hamba Allah ke dalam kubangan kemaksiatan melalui godaannya, hamba Allah akan menolaknya tetapi syaithan akan kembali membisikan dengan godaan lain yang berbeda dengan bisikan dan godaan sebelumnya, sampai terkadang hamba Allah teperdaya olehnya.

Selanjutnya Al Junayd menjelaskan bahwa setiap bisikan dari Malaikat sering cocok dengan batin hamba meskipun ada juga yang kurang cocok. Namun untuk semua bisikan yang langsung bersumber dari Allah swt akan cocok dengan batin hamba-Nya. Wallahu’alam