Abu Chik Diglee

image

Buwadah, Hujum Dan Nafas

Oleh : Abu Chik Diglee

Buwadah dalam kajian tasawuf adalah sesuatu yang seketika datang mengejutkan qalbu (batin) seorang hamba dari sisi dimensi ghaib.

Diantara faktor faktor penyebab hadirnya buwadah adalah rasa suka cita yang besar ataupun sebaliknya yaitu rasa duka cita yang mendalam. Sedangkan hujum adalah sesuatu yang tiba – tiba muncul di dalam qalbu (batin) dengan kekuatan waktu tanpa direncanakan oleh hamba Allah Swt.

Hujum hadir di dalam batin seorang hamba dengan ragam bentuk yang bervariasi sesuai dengan tingkat kekuatan dan kelemahan sesuatu yang datang dengan tiba – tiba itu.

Buwadah dan hujum dipenuhi oleh kebajikan dan kemuliaan. Buwadah dan hujum terlahir secara potensi maupun aktual.

Para sufistik mengungkapkan ilustrasi tentang buwadah dan hujum dengan ungkapan :” Jangan engkau membuat petunjuk pengganti zaman pada mereka, karena bagi mereka ada kendali pada setiap khitab yang agung.”

Selanjutnya tentang nafas, ia adalah hembusan qalbu yang muncul melalui kelembutan kelembutan yang bernuansa keghaiban. Bagi hamba Allah yang bisa mengendalikan nafas batinnya, ia akan lebih lembut dan jernih batinnya, jika dibandingkan dengan hamba Allah yang hanya memiliki ahwal batin.

Bagi para hamba yang berada pada tahap ahwal mereka adalah pengendali kekayaan batin, sedangkan para hamba pengendali nafas batin adalah hamba yang ahli dalam rahasia – rahasia ketuhanan.

Menurut imam al Qusyairy para sufistik selalu berkata :” Sebaik baik ibadah adalah menghitung setiap tarikan nafas dalam wujud dzikrullah.”

Bagi para sufistik, qalbu yang telah diciptakan oleh Allah swt hendaknya dimanfaatkan secara maksimal dan sungguh – sungguh sebagai tambang ma’rifat.

Allah Swt menciptakan banyak rahasia disebalik qalbu, dan Allah Swt jadikan qalbu sebagai tempat menyimpan tauhid dan aqidah (simpul ikatan iman).

Setiap tarikan nafas yang tidak membawa rasa ingat kepada Allah Swt adalah mayat hidup yang setiap pemiliknya akan dimintai pertanggungjawaban kelak di dalam kehidupan diseberang kematiannya atau alam akhirat.

Menurut syekh Abu Ali al Daqqaq:” Bagi orang ‘arif, nafas tidak berserah pada dirinya, karena dirinya yang harus mengelola nafas batinnya.

Adapun bagi sang pecinta, nafas batin yang berdzikrullah adalah sebuah kewajiban, jika tidak memiliki nafas batin yang senantiasa dzikrullah, maka ia akan lalai dalam kehidupan alam dunianya, hidupnya anomie (hampa dari nilai nilai spiritualitas agama), sedangkan kepunahan hidup di alam dunia adalah keniscayaan seiring dengan sifat fana dan sifat fana dari dunia itu sendiri. Wallahu’alam

Comments 4

  1. Tonny says:

    Subhanallah

  2. 931365 184359This web site could be a walk-through for all with the details you wanted in regards to this and didnt know who to question. Glimpse here, and you will surely discover it. 126009

  3. 550836 647422Thanks for the post, was an intriguing read. Curious as to how you came about that solution 998257

  4. 501499 862100Enjoyed reading by means of this, very good stuff, thankyou . 616774

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru