Abu Chik Diglee

image

Mengagungkan Dunia

Oleh : Abu Chik Diglee

Dunia adalah salah satu kata yang memiliki hubungan langsung dengan manusia. Karena dunia merupakan tempat tinggal sementara bagi manusia. Persoalan lebih mengagungkan kehidupan dunia daripada akhirat, diulas oleh
imam Jalaluddin
Abdurrahman al Suyuthi di dalam kitabnya al Jami’ al Shaghir, jilid dua, hal 88, dengan mengutip hadits riwayat imam al Hakim yang termaktub dalam kitab induk hadits al Mustadrak ‘Ala al Shahihain melalui
Abu Hurairah dan marfu’ kepada Rasulullah saw.

Di dalam hadits itu Nabi saw bersabda, “Idzaa ‘Adzomat Ummatiy al Dunya Nuzi’at Minhaa Haibatul Islam.” Artinya, “Jika ummatku lebih mengagungkan dunia, maka diangkatlah dari mereka wibawa Islam.” Melalui hadits tersebut, Rasulullah saw mengingatkan umatnya, agar mereka menjaga keseimbangan di dalam kehidupannya.Yaitu keseimbangan antara kepentingan duniawiah dengan kepentingan akhirat atau ukhrawiah. Ketidakseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat dapat merusak dan melemahkan ummat Islam.

Syekh Abdul Qadir, al Jilani menjelaskan di dalam kitab Fathur Rabani, jika ummat Nabi saw telah lebih mengagungkan dunia, maka mereka telah menjadikan “titipan” menjadi “milik”, sehingga akan hilanglah “ketaatan”. Imam al Bukhari di dalam kitab Shahihnya meriwayatkan hadits dari Abu Ayub yang menceritakan bahwa pada suatu hari Nabi saw memegang pundak Abdullah ibn Umar seraya bersabda, “Kun fi al dunya kaannaka ghariib au ‘aabiru sabiil.” Artinya, “Jadikanlah dirimu dalam kehidupan di dunia ini bagaikan orang asing atau bagaikan orang yang menyebrang jalan.”

Kehidupan di alam dunia ini berlangsung hanya sebentar saja. Dan dunia inipun tidak lebih hanya sekedar tanah para perantau.Karena kampung halaman manusia yang sesungguhnya adalah surga atau darul qaraar, yaitu kampung keabadian (surat Ghafir, ayat 39).Oleh karenanya nabi Musa,as mengingatkan ummatnya, “Wahai kaumku, adapun sesungguhnya kehidupan di alam dunia ini, hanyalah mata’ atau kesenangan sementara semata (surat Ghafir, ayat 39).Nabi saw juga menjelaskan bahwa siapapun yang menjadikan kehidupan dunia sebagai obsesinya, maka Allah swt akan memporak porandakan urusannya.

Dan Allah swt akan meletakkan kefakirannya di antara dua matanya.Dunia beserta kesenangannya, jika dikejar akan semakin menjauh.Siapapun dari para hamba yang Mengejar dunia semata, dipastikan akhiratnya akan tercecer. Oleh karenanya kejarlah akhirat dan dunia secara ekuilibrium (seimbang), niscaya dunia beserta keindahannya akan bersimpuh dan menghiba.

Di dalam hadits riwayat imam al Hakim itu, Nabi saw juga menyampaikan, bahwa sikap lebih mengagungkan kehidupan dunia disertai mengabaikan bekal untuk kehidupan akhirat, dapat menyebabkan ummat Islam meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar.

Dan jika ummat Islam tidak lagi beramar ma’ruf nahi munkar, maka Allah swt akan menghalangi hadirnya kerberkahan wahyu pada mereka.Oleh karenanya setiap hamba yang beriman harus mawas diri, jangan sampai menempuh jalan hidup lebih mengagungkan dunia dan mengabaikan amal untuk bekal kehidupan di alam akhirat.Karena jika hal itu terjadi, maka Allah swt akan mencabut wibawa Islam dari mereka dan Allah swt juga akan menahan hadirnya keberkahan wahyu kepada mereka.Wallahu’alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Post Terbaru