LOGO AZZAWIY Langsa

SINOPSIS

Abu Chik Diglee

image

Nabi Ayyub As

Oleh : Abu Chik Diglee

NABI AYYUB AS adalah putra Amush bin Tawikh bin Rum bin ‘Ish bin Ishaq as. Di dalam bahasa Ibrani, namanya terukir dengan kata Iyyov. Syekh Sami’ bin Abdullah al Maghluts, dalam karya antropologi sejarahnya, yaitu Atlas Sejarah Nabi, menyebutkan bahwa nabi Ayyub as hidup dalam usia 120 tahun (1540 – 1420 SM). Dan syekh Muhammad Ali al Shabuni memiliki pandangan yang sama tentang itu. Nabi Ayyub as diutus Allah swt kepada dua suku bangsa, yaitu suku bangsa Rum (Aramia atau Aramic) yang mendiami wilayah Bathsinah – Damaskus dan suku bangsa Amoria  (Amorities) di wilayah Hauran – Damaskus. Nabi Ayyub as menjalankan misi dakwahnya selama 70 tahun dan pernah melakukan perjalanan sampai provinsi al Sa’ith – Yordania.

Nabi Ayyub as., dalam usia yang relatif muda, yaitu 30 tahun telah menjadi orang terkaya dan tersukses di Damaskus pada era itu.Ia memiliki hamparan kebun gandum dan jelai (jewawut) yang terhampar luas.Hewan peliharaannya berjumlah puluhan ribu ekor yang terdiri dari domba, unta, kuda, keledai dan sapi.Kehidupan rumah tangganya juga begitu harmonis, sakinah, mawadah wa rahmah.

Nabi Ayyub as., pada saat itu memiliki lima orang anak dari seorang istri yang bernama Siti Rahmah binti Efrahim. Dua anaknya laki laki (Haumal dan Bisyr) dan tiga anaknya yang lain adalah perempuan (Yemina, Kezia dan Kerenhapukh).Popularitasnabi Ayyub as begitu menggema, puji sanjung dari masyarakatnya begitu luar biasa.Masa kejayaan itu dinikmati oleh nabi Ayyub as selama 20 tahun. Sampai pada saat nabi Ayyub as berumur 50 tahun, dimana beliau diangkat menjadi nabi, maka Allah swt mulai mendatangkan cobaan secara bertahap kepada Nabi Ayyub as agar dapat menjadi ‘itibar bagi setiap hamba Allah swt. Baik yang hidup pada zaman itu maupun bagi yang hidup pada era sesudahnya. Cobaan pertama yang Allah swt datangkan kepada nabi Ayyub as adalah mendatangkan badai besar yang menghancurkan semua tanaman gandum dan jelainya dan memusnahkan semua hewan peliharaannya.Sehingga nabi Ayyub as jatuh miskin dan papa. Namun nabi Ayyub as tetap dalam kesabaran dan ketabahan serta ketawakalan kepada Allah swt.

Baca juga :   Epochal Kosmologi

Setahun kemudian, pada saat nabi Ayyub as berusia 51 tahun, dalam kondisi kehidupannya yang miskin itu, pada saat ia dan anak istrinya berkumpul di rumahnya, tiba tiba rubuhlah bahagian atas bangunan rumahnya.Dan  kelima orang anaknya meninggal dunia.Tinggallah nabi Ayyub as berdua dengan istrinya dalam kehidupan tanpa anak dan tanpa kekayaan.Nabi Ayyub as tetap di dalam kesabaran dan ketabahan dan tidak berkurang sedikitpun semangat ibadahnya kepada Allah swt.Meskipun iblis begitu bersemangat terus menggoda, agar nabi Ayyub as tidak lagi beriman dan membangkang kepada Allah swt.Pada tahapan berikutnya, nabi Ayyub as diuji dengan menderita sakit kusta ganas yang menular, seluruh tubuhnya dipenuhi oleh ulat yang menggerogoti kulit dan dagingnya.Kesemua penderitaan itu beliau rasakan dalam kurun waktu dua puluh tahun lamanya. Sampailah nabi Ayyub as pada usia 70 tahun, maka ia menyeru kepada Rabbnya dengan kalimat, “Sesungguhnya hamba sakit, padahal Engkau Maha Kasih Sayang” (al Anbiya’ ayat 83).Maka Allah swt menjawab seruan nabi Ayyub dengan jawaban, “Hentakkan kakimu ke bumi, air segar akan keluar, mandilah dengan air itu dan minumlah” (Shad, ayat 42).Hanya dengan mandi dan meminum air bening yg segar itu, nabi Ayyub as., sembuh dari penyakit kusta ganas menular yang diidapnya selama dua puluh tahun.

Dan Allah swt mengembalikan semua yang pernah hilang dari nabi Ayyub as., apakah itu kekayaan hamparan luas ladang gandum dan jelai, puluhan ribu hewan ternak, anak anak yang meninggal dunia, dan puji kagum masyarakatnya. Begitulah yang terjadi, jika Allah swt menghendaki, semuanya terasa begitu mudah dan cepat, hanya dalam hitungan detik.Hina bisa sekejap menjadi mulia dan muliapun dengan sekejap dapat menjadi hina. Semuanya serba mungkin dihadapan Allah swt., oleh karenanya, mengapa masih ada para hamba Allah  yang  menyombongkan diri terhadap apa yang Allah titipkan kepadanya. Tidakkah mereka paham, bahwa semua titipan itu fana. Wallahu’alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Sinopsis Abu Chik Diglee

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Politik itu

Related Posts

Post Terbaru