LOGO AZZAWIY Langsa

SINOPSIS

Abu Chik Diglee

image

Taric el Tuerto

Oleh : Abu Chik Diglee

TARIC EL TUERTO, dalam bahasa Spanyol artinya adalah “Tariq si Mata Satu.”Yang dimaksud oleh orang orang Spanyol Andalusia dengan Taric el Tuerto, adalah Thariq Bin Ziyad Bin Abdillah, sang penakluk Andalusia.Ia lahir pada tahun 50 Hijriah bertepatan dengan tahun 670 Miladiah dan wafat pada tahun 102 Hijriah bertepatan dengan tahun 720 Miladiah, dalam usia 52 tahun.

Untuk mengenang keberhasilannya di dalam menaklukkan dan menguasai Andalusia, sebuah bukit yang persis terletak di bibir pantai semenanjung Iberia, diberi nama Jabal Thariq (gunung/bukit Thariq), karena dari bukit itulah Thariq Bin Ziyad memulai penyerangan terhadap Andalusia.

Orang orang Andalusia sendiri menyebutnya dengan nama Gibraltar. Giblartar juga merupakan nama selat yang membentang sepanjang semenanjung Iberia.

Thariq Bin Ziyad ahli gulat dan penunggang kuda yang sangat ulung. Keahliannya di dalam bertempur, dibuktikannya ketika ia mengalahkan pasukan Visigoth di bawah komando raja Roderic, dengan kekuatan seratus dua puluh empat ribu pasukan, sementara itu Thariq Bin Ziyad hanya memiliki pasukan tujuh ribu.

Pertempuran itu terjadi pada tanggal 29 April 711 Miladiah.Strategi yang dipergunakan oleh Thariq Bin Ziyad adalah strategi “Tidak ada kata pulang tanpa kemenangan.”Untuk membakar semangat tempur pasukannya, ia memerintahkan agar semua kapal dibakar setelah mendarat di Andalusia, sehingga tidak ada jalan untuk pulang.

Dengan demikian, pasukannya hanya memiliki dua pilihan, jika mundur akan mati sia sia di lautan dan jika maju bertempur, akan ada dua kemungkinan, menang atau mati syahid.

Sikap Thariq Bin Ziyad telah merubah mental pasukannya, dari rasa takut terhadap jumlah musuh yang sangat besar, menjadi keberanian yang luar biasa. Dengan semangat keberanian yang begitu luar biasa, akhirnya tujuh ribu pasukan Thariq Bin Ziyad dapat dengan mudah menaklukkan seratus dua puluh empat ribu pasukan musuh.

Dan kemenangan itu diperoleh tepat pada tanggal 19 Juli tahun 711 Miladiah.Dan peperangan dahsyat di lembah Barbath itu, disebut dengan peperangan Guadalete, dan di dalam peperangan itu raja Roderic yang terkenal sangat kejam dan dzalim, tewas terbunuh di medan perang oleh pasukan Thariq Bin Ziyad. Sejak kemenangan itu, Thariq Bin Ziyad diangkat menjadi gubernur pertama Andalusia, sebelum akhirnya ia dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah al Walid.

Baca juga :   The Idel Breaker

Kemenangan Thariq Bin Ziyad dalam peperangan Guadalete di lembah Barbath itu, pada hakekatnya mengulangi kemenangan pasukan Nabi Muhammad saw di dalam peperangan Badar. Kemenangan pasukan Islam dengan jumlah yang sedikit melawan pasukan musuh dalam jumlah yang sangat besar, telah Allah swt abadikan di dalam al Qur’an, surat al Baqarah, ayat 249,yang berbunyi,”Kam min fi’atin qaliilatin ghalabat fi’atan katsiiratan biidzinillah wallahu ma’a al shaabiriin.”Artinya, “Berapa banyak kelompok kecil mampu mengalahkan kelompok yang banyak atas izin Allah.Dan Allah bersama orang orang yang bersabar.” Setelah Andalusia berhasil ditaklukkan, maka kota kota yang lainnya di tanah Visigoth menjadi bahagian dari kekuasaan Islam.

Kota berikutnya yang ditaklukkan adalah Cartagena, Algeciras, Andalusia Selatan di bawah Theodomir raja Visigoth Selatan, Sidonia, Moron,Carmona,Alcala de Guadaira, Guadalajara, Cardoba, Granada, Toledo. Dan terus meluas ke arah Selatan Prancis di era Musa Bin Nusair, seperti kota Seville, Niebla, Faro, Beja, Malaga, Evora, Jaen, Murcia, Merida, Talavera, Zaragoza, Burgos, Coimbra, Santarem, salamanca,Valencia, Barcelona, Leon de Castille, Astorga, dan Oviedo.

Pada saat itu, kekuatan Islam sudah begitu besar di daratan Eropa dan sangat disegani. Andalusia pada masa itu telah menjadi pusat peradaban Islam di Eropa. Meskipun kini semuanya hanya tinggal kenangan, tetapi paling tidak, dalam pahitnya ingatan sejarah dan linangan air mata, masih ada yang sangat pantas untuk kita kenang.

Al Hambra dan Granada, adalah diantara saksi bisu benteng besar di tanah Eropa, sisa dari kejayaan Islam di masa yang lampau.Wallahu’alam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts

Sinopsis Abu Chik Diglee

Abu Chik Diglee

Tgk. Dr. H. Zulkarnain, MA

Abu Chik Diglee, nama lengkapnya Tgk. H. Dr. Zulkarnain, MA. Selain memimpin Majelis Ratib Haddadiyah, Abu Chik Diglee menjabat sebagai Ketua Prodi Hukum Keluargan Islam (HKI) Pascasarjana IAIN Langsa.

Popular Sinopsis Abu Chik Diglee

Politik itu

Related Posts

Post Terbaru